Laporan praktikum tanaman menyerbuk sendiri
Sabtu, 11 Mei 2013
0
komentar
Pada postingan kali ini saya akan memberikan contoh laporan praktikum tanaman menyerbuk sendiri dasar pemuliaan tanaman. Sebelumnya sudah saya posting tentang contoh laporan praktikum menyerbuk silang untuk di jadikan sumber referensi bagi kawan kawan. Namun perlu di catat bahwa postingan kali ini tidak bermaksud untuk memberikan fasilitas atau kemudahan bagi kawan kawan semua, namun hanya sekedar berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam bidang pertanian khususnya program studi agroteknologi. Dalam postingan ini, di harapkan kawan kawan semua tidak serta merta mengcopy paste laporan praktikum tanaman menyerbuk sendiri ini, namun dapat memilah milah informasi mana yang di perlukan dan mana yang tidak, serta menjadikan contoh laporan praktikum menyerbuk silang ini bukan sebagai bentuk plagiarisme kawan kawan namun sebagai referensi dan litelatur bagi kawan kawan semua. Copy paste hukumnya haram.
Silahkan di simak.
A. HASIL PENGAMATAN
Silahkan di simak.
I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pemuliaan tanaman
pada dasarnya adalah kegiatan memilih atau menyeleksi dari suatu populasi untuk
mendapatkan genotipe tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul yang selanjutnya
akan dikembangkan dan diperbanyak sebagai benih atau bibit unggul. Namun
demikian, kegiatan seleksi tersebut seringkali tidak dapat langsung diterapkan,
karena sifat-sifat keunggulan yang dimaksud tidak seluruhnya terdapat pada satu
genotipe saja, melainkan terpisah pada genotipe yang lainnya. Misalnya, suatu
genotipe mempunyai daya hasil yang tinggi tapi rentan terhadap penyakit,
sedangkan genotipe lainnya memiliki sifat-sifat lainnya (sebaliknya). Jika
seleksi diterapkan secara langsung maka kedua sifat unggul tersebut akan selalu
terpisah pada genotipe yang berbeda. Oleh sebab itu untuk mendapatkan genotipe
yang baru yang memiliki kedua sifat unggul tersebut perlu dilakukan
penggabungan melalui rekombinasi gen.
Persilangan
merupakan salah satu cara untuk menghasilkan rekombinasi gen. Secara teknis,
persilangan dilakukan dengan cara memindahklan tepung sari kekepala putik pada
tanaman yang diinginkan sebagai tetua, baik pada tanaman yang menyerbuk sendiri
(self polination crop) maupun pada tanaman yang menyerbuk silang (cross
polination crop).
Sedangkan Tujuan dari
pemuliaan tanaman sendiri salah satunya adalah untuk mendapatkan varietas
tanaman yang lebih baik. Varietas
tanaman yang baik berasal dari gen-gen yang menyusun sifat-sifat baik pula. Gen-gen tersebut diambil dari koleksi gen di
dalam plasma nutfah yang berasal dari hasil mutasi, varietas lokal, kegiatan
pemuliaan, dan introduksi tanaman.
Di alam penyerbukan
silang terjadi secara spontan. Penyerbukan tersebut terjadi dengan bantuan
angin, serangga pollination dan binatang lainnya. Pada penyerbukan alami tidak
diketahui sifat-sifat dari pohon induk apakah sifat dari pohon induk baik atau
buruk sehingga tidak dapat dilakukan pengontrolan akibatnya hasilnya seringkali
mengecewakan. Oleh karena itu agar persilangan dapat dikontrol dan hasilnya sesuai
dengan yang diharapkan, maka manusia melakukan penyerbukan silang buatan (Wels,
1981).
Untuk mendapatkan
varietas unggul dapat ditempuh melalui beberapa metode. Metode pemulian tanaman
ini sangat ditentukan oleh sistem penyerbukan ataupun cara perkembangbiakan
tanaman. Metode untuk tanaman menyerbuk sendiri berbeda dengan untuk tanaman
yang menyerbuk silang. Metode untuk tanaman yang dikembangbiakan sacara seksual
berbeda dengan yang dikembangbiakan secara aseksual (Sunarto, 1997).
Tanaman menyerbuk sendiri
dapat dimuliakan antara lain melalui polinasi. Polinasi atau persilangan
bertujuan menggabungkan sifat-sifat baik dari kedua tetua atau induknya
sedemikian rupa sehingga sifat-sifat baik tersebut dimiliki keturunannya.
Sebagai hasil dari polinasi adalah timbulnya keragaman genetik yang tinggi pada
keturunannya. Dari keragaman yang tinggi inilah pemulia tanaman akan memilih
tanaman yang mempunyai sifat-sifat sesuai dengan yang diinginkan (Sunarto,
1997).
Pemuliaan tanaman yang
dikembangbiakan secara vegetatif dapat ditempuh melalui polinasi. Dengan jalan
ini akan diperoleh sumber variabilitas atau klon-klon baru yang sangat luas
variabilitasnya dan menjadi sumber penyeleksian klon baru. Berbeda dengan
tanaman yang menyerbuk sendiri, dalam tanaman yang diperbanyak dengan jalan
aseksual karena sifatnya heterozigot maka segregasi terjadi pada F1. Jadi tiap
tanaman dalam F1 adalah sumber potensi dari klon baru, menghasilkan F2 jarang
dilakukan. Selfing dapat menurunkan vigor (Sunarto, 1997).
B. Tujuan
Praktikum ini
bertujuan untuk:
1.
Menghilangkan kepala sari sebelum
bunga membuka dengan maksud untuk mencegah terjadinya pembuahan sendiri
2.
Menyerbuki bunga-bunga yang telah
dikastrasi dengan tepung sari dari jenis tanaman yang kita hendaki sebagai
induk jantan.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Penyerbukan
adalah jatuhnya serbuk sari kekepala putik. Sedangkan pembuahan adalah
bergabungnya gamet jantan dan gamet betina. Kriteria klasifikasi yang
dipergunakan hanya berdasarkan tingkat penyerbkan sendiri dan penyerbukan
silang. Polonasi sendiri sudah barang tentu hanya merupakan salah satu system
perbanyakan tanaman dan hanya sebagai salah satu jalan dimana populasi dapat
dikawinkan. (R.W. Allard, 1992)
Penyerbukan sendiri adalah
jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma pada bunga yang sama atau stigma dari
bunga yang lain pada tanaman yang sama atau klon yang sama. Prinsipyang
memungkinkan terjadinya penyerbukan penyerbukan sendiri adalah kleistogami
yaitu pada waktu terjadi penyerbukan bunga yang belum mekar atau tidak terbuka,
misalnya pada kedelai, padi, tembakau dan lain-lain (Nasir, 2001)
Contoh Empat macam varietas menyerbuk sendiri:
1. Bersari
bebas
Hasil
seleksi massa, cirinya : Tidak selalu diketahui induk jantan dan
betinanya. Jika ingin meningkatkan hasil harus tahu peranan gen aditif sehingga
perlu tahu salah satu tetuanya.
2. Komposit
Populasi dasar
merupakan : campuran varietas unggul, hibrida dan galur (untuk galur
boleh ada boleh tidak)
Setiap dicampur
terjadi persilangan terbuka kemudian diseleksi melalui seleksi massa.
3. Hibrida
Masalah :
persilangan dan saat mencari galur penghasil benihnya.
Benih yang
dihasilkan sedikit, usaha – usaha persilangan galur dengan varietas. (Prasetyo,
2010)
Terjadinya penyerbukan sendiri disebabkan oleh Bunga tidak
membuka, Serbuk sari sudah matang dan
jatuh sebelum bunga terbuka, Stigma dan stamen
Tanaman menyerbuk sendiri
dapat dimuliakan antara lain melalui hibridisasi. Hibridisasi atau persilangan
bertujuan menggabungkan sifat-sifat baik dari kedua tetua atau induknya
sedemikian rupa sehingga sifat-sifat baik tersebut dimiliki keturunannya.
Sebagai hasil dari hibridisasi adalah timbulnya keragaman genetik yang tinggi
pada keturunannya. Dari keragaman yang tinggi inilah pemulia tanaman akan
memilih tanaman yang mempunyai sifat-sifat sesuai dengan yang diinginkan
(Sunarto, 1997).
Penyerbukan
silang pada bunga yang pada umumnya menyerbuk sendiri bertujuan agar didapatkan
tanaman dengan berbagai macam variasi genotip maupun fenotip. Salah satu tanaman yang melakukan penyerbukan
sendiri adalah padi. Oleh karena itu diperlukan suatu metode unutk mencegah
terjadinya penyerbukan sendiri pada bunga padi. Penyerbukan sendiri pada bunga
padi dapat dicegah dengan melakukan kastrasi yaitu tidakan membuang semua benang
sari yang masih muda atau yang belum masak dari sebuah kuncup bunga suatu
tanaman induk betina, dengan maksud agar bunga tersebut tidak mengalami
penyerbukan sendiri (Darjanto dan Satifah, 1982).
Di alam
penyerbukan silang terjadi secara spontan.
Penyerbukan tersebut terjadi dengan bantuan angin, serangga pollination
dan binatang lainnya. Pada penyerbukan
alami tidak diketahui sifat-sifat dari pohon induk apakah sifat dari pohon
induk baik atau buruk sehingga tidak dapat dilakukan pengontrolan akibatnya
hasilnya seringkali mengecewakan. Oleh
karena itu agar persilangan dapat dikontrol dan hasilnya sesuai dengan yang
diharapkan, maka manusia melakukan penyerbukan silang buatan (Wels, 1991).
Sebelum
dilakukan suatu hibridisasi tentunya didahului dengan kastrasi, kastrasi
dilakukan sebelum kepala putik masak (reseptif). Sehingga demikian bunga yang
telah diemaskulasi tidak memungkinkan untuk melakukan penyerbukan sendiri.
Setelah dilakukan kastrasi maka selang beberapa saat dilakukan teknik
hibridisasi, yaitu menyerbuki bunga-bunga yang telah dikebiri dengan tepung
sari dan jenis-jenis tanaman yang dikehendaki sifat-sifatnya. Hibridisasi pada
tanaman menyerbuk silang biasanya dimaksudkan untuk mendapatkan galur inbrida
dan menguji potensi satu atau beberapa tetua (Nasir, 2001).
Beberapa macam metode dan cara mengkastrasi tanaman menyerbuk silang ada , yaitu:
a.
Forching
method
Bunga dibuka dengan hati-hati melalui
pallea dan lemma dengan sebuah jarum atau pinset (prepareer-naald). Lalu pegang kedua ujung sekam itu dengan
jari-jari dan tekan sehingga membuka sebelah, selanjutnya ambil keenam benang
sari dengan hati-hati jangan sampai merusak putik dengan alat jarum atau
pinset.
b.
Bagging
method
Selubungi
bulir dengan pembungkus dari kertas sampai ± 5 menit (karena terjadi panas maka
bunga-bunga itu mekarnya dipercepat dan lebih bersamasama). Selanjutnya buka dan segera buang
benang-benang sari dari bunga-bunga yang telah terbuka.
c.
Clipping
method
Potong pucuk pallea dan lemma ± ¼ dari panjangnya (boleh miting atau
datar). Lalu buang benang-benang sari
dengan pinset.
d.
Hot
water treatment
Bengkokkan blir ke atas air panas dalam
sebuah tabung, karena uap air panas bunga-bunga akan terbuka dengan cepat dan
segera buang benang-benang sarinya.
e.
Blowing
method
Bungkus bukir
dengan sapu tangan dan tiup dengan pelan-pelan ± 5 menit. Setelah dibuka, bunga-bunga yang terbuka yang
terbuka segera dibuang benang-benang sarinya.
f.
Sucking
method
Potong pucuk bunga
seperti Clipping method kemudian benang sarinya diambil dengan waterstraal
lucht pomp (penghisap udara dengan arus air) atau pompa penghisap listrik yang
dihubungkan dengan selang yang berakhir dengan pipa gelas yang bermulut halus.
Langkah pertama
hibridisasi pada tanaman yang menyerbuk sendiri yaitu memilih tetua yang
berpotensi. Pemilihan tetua ini
tergantung pada sifat yang akan dimuliakan apakah sifat kualitatif atau sifat
kuantitatif. Pemilihan tetua kualitatif
lebih mudah karena perbedaan penampakan tetua menunjukkan pula perbedaan gen
pengendali sifat itu. Pemilihan tetua
untuk sifat kuantitatif lebih sulit karena adanya perbedaan fenotipe yang belum
tentu. Oleh karena itu, pemilihan tetua
perlu dipertimbangkan dari segi lain, yaitu sifat fisiologi, adaptasi dan
susunan genetik (Wels, 1981).
Fungsi hibridisasi yang lain menurut
Nasir (2001) adalah untuk menguji potensi satu atau beberapa tetua. Hibridisasi
dilakukan dengan menggosok-gosokkan pinset halus (dimasukkan) satu benang sari
pada putik dari bunga yang telah dikastrasi.
Cara yang lainnya dari hibridisasi adalah dengan menggoyang-goyangkan
bunga yang mekar diatas bunga-bunga yang telah dikastrasi tersembunyi oleh organ bunga yang sudah terbuka, Stigma
memanjang melalui tabung staminal segera sesudah anter membuka, Bunga matang
serempak.
III.
METODE
PRAKTIKUM
A. BAHAN
1. Tanaman yang siap disilangkan yaitu tanaman padi.
B. ALAT
1. Crossing set
2. Label persilangan
3. Kantong kertas
4. Gunting
C. PROSEDUR
KERJA
1.
Pilih malai yang masih tertutup
oleh daun bendera yang akan digunakan sebagai tetua betina, dengan ketentuan
bahwa malai yang keluar dari daun bendera baru sekitar 10% - 20%. Buang bunga
yang sudah diserbuki atau belum siap diserbuki.
2.
Emaskulasi benang sari. Gunting
kira – kira sepertiga bagian dari palea dan lemma, kemudian gunting didorng
keatas sehingga anternya terbuang semua dan tinggal kepala putiknya saja.
Benang sari yang tersisa dapat dibuang dengan gunting.
3.
Pilih malai yang sudah mekar yang
akan digunakan sebagai tetua jantan.
4.
Penyerbukan dilakukan dengan
menggoyang – goyangkan malai bunga jantan diatas bunga betina yang telah di
emaskulasi.
5.
Menutup malai (bunga – bunga)
hassil persilangan dengan kantong kertas, kemudian cantumkan label mengenai
informasi yang diperlukan dari persilangan tersebut.
6.
Amati keberhasilan persilangan
dan hitung tingkat keberhasilannya dengan rumus :
Tingkat keberhasilan (%) =
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Penyerbukan padi:
Betina :
Poso
Jantan :
Milky rice
Jumlah gabah
disilangkan : 13
biji
Jumlah gabah yang
berhasil disilangkan : 0
Tanggal pengamatan : 8 Oktober
2012
Tingkat
keberhasilan =
100 % = 0 %
B. PEMBAHASAN
Pengertian Hibridisasi atau ( Persilangan ) adalah suatu teknik mengawinkan bunga
dengan meletakkan pollen / serbuk sari pada stigma (lubang atau rongga yang
dangkal berisi cairan kental agak lengket sebagai tempat meletakkan pollen dan
masuknya tabung pollen ke dalam ovari (bakal buah) pada waktu
polinasi/penyerbukan ). (Tanto.2002)
Hybridization is the process of interbreeding between individuals of different species (interspecific hybridization) or genetically divergent individuals from the same species (intraspecific hybridization). Offspring produced by hybridization may be fertile, partially fertile, or sterile.
Sedangkan menurut McCouch, S, Hibridisasi atau ( Persilangan ) adalah proses kawin antar
individu dari spesies yang berbeda (persilangan interspesifik) atau individu
genetik berbeda dari spesies yang sama (hibridisasi intraspesifik). Offspring
dihasilkan dengan hibridisasi mungkin subur, sebagian subur, atau steril. (McCouch,S.2004)
Sedangkan
pengertian Hibridisasi tanaman menyerbuk sendiri adalah suatu proses
penyerbukan yang terjadi dengan di awalinya penyatuan sel telur dan sel sperma
yang berasal dari satu tanaman yang sama. Pada hibridisasi tanaman menyerbuk
sendiri ini, dapat meningkatkan proporsi homozigot bagi tanaman heterozigot.
Penyebab terjadinya penyerbukan sendiri ini secara genetik adalah kemampuan sel
kelamin untuk cenderung bergabung.
Berikut
adalah sifat dan morfologi bunga tanaman menyerbuk sendiri :
a.
Bunga
tidak membuka
b.
Butir
tepung sari luruh sebelum bunga membuka
c.
Benang
sari dan putik tertutup oleh bagian bunga sesudah bunga membuka
d.
Putik
memanjang segera setelah bunga masak.
Langkah
langkah dalam melakukan hibridiasai tanaman menyerbuk sendiri yang di lakukan
praktikan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
a.
Persiapan
Pada praktikum kali ini
dilakukan persiapan terlebih dahulu sebagai persiapan untuk melakukan kastrasi
dan penyerbukan sendiri dan perlu disediakan alat-alat antara lain : pisau kecil yang tajam, gunting
kecil, pinset dengan ujung yang
runcing, jarum yang panjang
dan lurus, , wadah untuk tempat benang
sari, Untuk membungkus bunga sebelum dan sesudah dilakukan penyerbukan dapat
dipakai kantong dari kain, kelambu, kantong plastik yang telah diberi lubang-lubang
keciluntuk pernafasan (peredaran udara) atau isolatif, sesuai dengan ukuran
bunga.Selain itu perlu disediakan label dari kertas yang tebal dan kedap air.
Label-label tersebut diberi nomor urut menggunakan pinsil atau bolpoint yang
tintanya tidak lunturkarena air.
b.
Kastrasi
Setalah di lakukan persiapan
terhadap alat alat yang akan di gunakan dalam hibridisasi tanaman menyerbuk
sendiri ini, maka langkah selanjutnya adalah melakukan kastrasi. Kastrasi
sendiri adalah kegiatan membersihkan bagian tanaman yang ada di sekitar
bungayang akan diemaskulasi dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga yang
tidak dipakaiserta organ tanaman lain yang mengganggu kegiatan persilangan.
Membuang mahkota dankelopak juga termasuk kegiatan kastrasi. Kastrasi umumnya menggunakan
gunting, pisau atau pinset. Namun pada praktikum kali ini di gunakan Pinset
saja untuk proses pengkastrasian tanaman yang akan di silangkan.
c.
Emaskulasi
Setelah proses kastrasi dilakukan maka tahapan
berikutnya adalah emaskulasi pada tanaman yang akan di silangkan. Emaskulasi
adalah kegiatan membuang alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina,
sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Emaskulasi
terutama dilakukan pada tanaman berumah satu
yang hermaprodit dan fertil. Cara emaskulasi tergantung pada
morfologi bunganya. Dan pada praktikum kalio ini proses emaskulasi dilakukan dengan
menggunakan alat pinset.
d. Mengumpulkan serbuk sari
Setalah kastrasi, emaskulasi di lakukan, maka tahap berikutnya
adalah melakukan pengumpulan serbuk sari dari
pohon tetua jantan. Hal ini dapat dimulai beberapa jam sebelum kuncup-kuncup bunga itu mekar. Bila letak pohon tetua betina
jauh dari pohon tetua jantan,maka pengangkutan kuncup-kuncup bunga dari tetua jantan ke tetua
betina akan memakan waktu yang lama. Dan ini akan mempengaruhi
proses hibridisasi yang sedang kita lakukan.
e. Penyerbukan
atau Hibridisasi
Tahapan selanjutnya setelah
pengunpulan benang sari di lakukan adalah dengan melakukan penyerbukan atau
hibridisasi. Hibridisasi
atau ( Persilangan ) adalah suatu teknik mengawinkan bunga
dengan meletakkan pollen / serbuk sari pada stigma (lubang atau rongga yang
dangkal berisi cairan kental agak lengket sebagai tempat meletakkan pollen dan
masuknya tabung pollen ke dalam ovari (bakal buah) pada waktu
polinasi/penyerbukan. Penyerbukan buatan dapat dilakukan antara tanaman yang berbeda genetiknya.. Pada pelaksanaann praktikum kali ini terdiri dari
pengumpulan polen (serbuk sari) yang viabel atau anter dari tanaman tetua
jantan yang sehat, kemudian menyerbukannya ke stigma tetua betina yang telah
dilakukan emaskulasi.
f. Pelabelan
Tahap akhir dari proses dan tahap
tahap pada hibridisasi tanaman menyerbuk sendiri adalah pelabelan atau yang
sering biasa kita kenal dengan pemberian tanda atau itiket. Pada pemberian
tanda itiket ini di gunakan label yang di dalamnya tercantum beberapa ketentuan
ketentuan dan apa saja yang harus di tulis dalam label atau etiket tersebut.
Ketentuan ketentuan tersebut adalah :
Ukuran dan bentuk label berbeda-beda. Pada dasarnya label terbuat
dari kertas keras tahan air, atau plastik. Pada
label antara lain tertulis
informasi tentang:
a.
Nama penyerbuk
b.
Tanggal mengerjakan hibridisasi atau persilangan
c.
Nama/nomor jenis tanaman betina dan jantan
Sedangkan
Langkah langkah dalam melakukan hibridisasi tanaman menyerbuk sendiri Sesuai
dengan literatur adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulan
tepung sari
Pengumpulan serbuk sari dari pohon tetua
jantan dapat di mulai beberapa jam sebelum kuncup kuncup bunga itu mekar.
Pengumpulan tepung sari di kerjakan 1 hari sebelum di lakukan kastrasi dan
hibdridisasi. Kurang lebih jam 10.00 sampai 12.00 di petik bunga bunga kuncup
yang kira kira pagi berikutnya akan membuka. Dari bunga bunga ini di ambil
kepala sarinya dan di tebarkan pada petrischall supaya pada pagi harinya sudah
pecah dan di kumpulkan tepung dariya kemudian di pindahkan pada tabung gelas
kecil yang sudah di lengkapi dengan kuas untuk penyerbukan.
2. Kastrasi
Kastrasi adalah membersihkan bagian
tanaman yang ada di sekitar bunga yang akan di emaskulasi dari kotoran,
serangga, kuncup kuncup bunga yang tidak di pakai. Membuang mahkota dan kelopak
juga termasuk kegiatan kastrasi.
3. Emaskulasi
Emaskulasi adalah pembuangan alat kelamin
jantan ( Stamen ) pada tetua betina. Tujuan emaskulasi adalah untuk mencegah
penyerbukan sendiri terjadi. Oleh karena itu, emaskulasi di lakukan sebelum
bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Cara atau metode
emaskulasi dilakukan berdasrkan morfologi bunga yang akan di emaskulasi. Metode
yang dapat di gunakan antara lain clipping method, sucking method, water
treatment method, chemical method dan male sterility method.
4. Hibdridisasi
Hibdridisasi ( Persilangan ) adalah suatu teknik mengawinkan bunga dengan meletakkan
pollen / serbuk sari pada stigma (lubang atau rongga yang dangkal berisi cairan
kental agak lengket sebagai tempat meletakkan pollen dan masuknya tabung pollen
ke dalam ovari (bakal buah) pada waktu polinasi/penyerbukan ).
Hibdridisasi di kerjakan langsung sesudah kastrasi, sebaiknya jangan melebihi
pukul 11.00. caranya adalah dengan menggosok gosokan kuas yang sudah ada tepungsarinya
pada kepala putik bunga yang sudah di kastrasi tersebut serata mungkin.
5.
Memberi
tanda dan etiket
Bunga
bunga yang sudah di serbuki, tangkainya di ikat dengan benang berwarna pada
etiket demi menjaga kekeliruan. Etiket tersebut di tulisi sebagai berikut :
Nama Penyerbuk :
Tanggal mengerjakan :
Nama/nomor jenis tanaman betina dan
jantan :
6.
Pembungkusan
Pembungkusan
di lakukan untuk mencegah terjadinya penyerbukan silang atau asing yang tidak
di kehendaki dan gangguan lain, karangan bunga yang sudah di serbuki tersebut
di bungkus menggunakan kantong dari kain, kelambu, kantong plastik yang
berlubang kecil atau selotip. Pemilihan alat pembungkus di sesuaikan dengan
ukuran bunga.
7.
Kontrol
Kontrol
di buat dengan hanya mengkastrasi sejumlah bunga tetapi tidak di serbuki. ( Mangoendidjojo,2003)
Dalam
melaksankan kegiatan acara prakitkum hibridisasi tanaman menyerbuk sendiri kali
ini di perlukan aalat alat yang mendukun kelancaran proses hibridisasi dan
praktikum ini sendiri. Alat alat yang di gunakan dalam praktikum hibridasasi
tanaman menyerbuk sendiri kali ini berserta fungsinya adalah :
a.
Crossing
set
Pada
praktikum tanaman hibridisasi tanaman meyerbuk sendiri kali ini di gunakan
untuk proses pengkastrasian dan emaskulasi tanaman yang akan di hibridisasikan.
b.
Gunting
Pada
praktikum tanaman hibridisasi tanaman meyerbuk sendiri kali ini di gunakan
untuk proses pemotongan bagian palea dan lemma supaya anter pada tanaman yang
akan di hibridisasikan terbuang semua dan tinggal kepala putiknya saja.
c.
Label
Persilangan
Pada
praktikum tanaman hibridisasi tanaman meyerbuk sendiri kali ini label
persilangan di gunakan untuk Proses Pemberian tanda dan etiket pada tanaman
yang kita hibridisasikan. Supaya tanaman tersebut mudah untuk kita amati dan
indentifikasi serta menghindarkan dari kekeliruan.
d.
Kantong
Kertas
Pada
praktikum tanaman hibridisasi tanaman meyerbuk sendiri kali ini di gunakan
kantong kertas untuk proses pembungkusan pada tanaman yang telah kita
hibridisasikan untuk mencegah terjadinya penyerbukan silang atau asing yang
tidak di kehendaki berserta gangguan gangguan lainya.
e.
Pinset
Pada
praktikum tanaman hibridisasi tanaman meyerbuk sendiri kali ini di gunakan
pinset untuk melakukan proses penyerbukan antara dua varietas tanaman yang akan
kita silangkan.
Dalam melakukan suatu
emaskulasi terdapat beberapa jenis metode metode yang di gunakan dalam proses
emaskulasi suatu tanaman yang akan di hibridisasikan atau di silangkan. Metode
metode tersebut anatara lain adalah sebagai berikut :
1.
Forcing
Method
Bunga
di buka hati hati melalui pallea dan lemma dengan jarum atau pinset (
Prepareer-naald ). Lalu pegang kedua ujung sekam itu dengan jari jari dan tekan
sehingga membuka sebelah, langkah selanjutnya adalah mengambil keenam benang
sari dengan hati hati dan jangan sampai merusak putik dengan alat jarum dan
pinset.
2.
Bagging
Method
Selubung
bulir dengan pembungkus ari kertas sampai ± 5 menit ( karena terjadi panas maka
bunga bunga itu mekarnya di percepat dan lebih bersama sama ). Selanjutnya di
buka dan segera di buang benang benang sari dari bunga bunga yang telah
terbuka.
3.
Clipping
Method
Potong
pucuk pallea dan lemma ±
bagian dari panjangnya. ( boleh miring atau
datar ). Lalu buang benang benang sari dengan pinset.
4.
Hot
water treatment
Bengkokan
bulir ke atas air panas dalam sebuah tabung, karena uap air panas bunga bunga
akan terbuka dengan cepat dan segera buang benang benang sarinya.
5.
Blowing
Method
Bungkis
bulir dengan sapu tangan dan tiup dengan pelan pelan ± 5 menit. Setelah di
buka, bunga bunga yang terbuka segera buang benang benang sarinya.
6.
Sucking
Method
Potong
pucuk bunga seperti clipping method, kemudian benang sarinya di ambil dengan
waterstraal luncht pompo ( penghisap udara dengan arus air ) atau pompoa
penghisap listrik yang di hubungkan dengan slang yang berakhir dengan pipa
gelas kecil yang bermulut halus. (Tanto.2002)
Etiket
adalah suatu bentuk pemberian tanda pada tanaman yang telah di lakukan
hibridisasi atau persilangan dimana di dalamnya termuat ketentuan ketentuan dan
di tulisi sebagai berikut :
a. Nama
penyerbuk
b. Tanggal
mengerjakan
c. Nama
atau Nomor jenis tanaman betina atau jantan
Fungsi
dengan di berikanya etiket seperti ini pada proses hibridisasi atau persilangan
adalah untuk menjaga kekeliruan serta menghindari kesalahan-kesalahan yang
tidak diinginkan, misalnya dengan pemberian nama/kode tetua,tanggal
penyerbukan, kode persilangan, dan nama penyilang (breader).
Pada
praktikum Hibridisasi tanaman menyerbuk sendiri kali ini di peroleh presentase
hasil pengamatan sebesar 0%. Sehingga dalam praktikum kali ini dapat di katakan
bahwa hasil pengataman atau hasil hibridisasi yang telah di lakukan praktikan Gagal atau tidak berhasil karena
presentase hasil pengamatan di bawah 50% dan dalam hal ini tidak dapat
terbentuknya tanaman F1 hasil hibridisasi atau persilangan yang telah di
lakukan praktikan dan dengan di tandainya bunga yang terlihat layu dan warna
yang berubah menjadi kecoklatan. Tidak berhasilnya hibridisasi yang telah di
lakukan pada tanaman padi tersebut hal ini dapat di karenakan bebeberapa faktor.
Faktor faktor yang menyebabkan kegagalan dalam hibdirdisasi adalah sebagai berikut :
Faktor faktor yang menyebabkan kegagalan dalam hibdirdisasi adalah sebagai berikut :
1. Faktor
intern
a. Kurang
seriusnya seorang praktikan dalam melakukan hibridisasi tanaman menyerbuk
sendiri.
b. Praktikan
cenderung ceroboh dan kurang berhati hati dalam melakukan hibridisasi tanaman
menyerbuk sendiri ini.
c. Masih
minimnya ilmu dan pengetahuan seorang praktikan dalam melakukan proses kegiatan
hibridisasi tanaman menyerbuk sendiri. Sehingga hasil yang di perolehnya pun
kurang begitu maksimal dan belum sesuai harapan.
d. Faktoe
tetua dari tanaman yang di gunakan dalam hibridisasi tanaman menyerbuk sendiri.
2. Faktor
Ekstern
a. Kondisi
lingkungan setempat, atau tempat di lakukanya proses hibridisasi tanaman
menyerbuk sendiri.
b. Faktor
kelembaban udara,
c. Faktor
suhu
d. Faktor
radiasi sinar matahari
e. Faktor
angin
Sedangkan
berdasarkan pustaka, penyebab gagalnya dan tidak berhasilnya proses hibridisasi
tanaman menyerbuk sendiri adalah sebagai berikut :
a. Pengetahuan tentang
morfologi dan metode reproduksi tanaman.
Untuk dapat melakukan penyerbukan, hal yang paling
mendasar dan yang paling penting diketahui adalah
organ reproduksi dan tipe penyerbukan. Dengan mengetahui organ reproduksi,
kita dapat menduga tipe penyerbukannya, apakah tanaman tersebut menyerbuk silang atau menyerbuk
sendiri. Karakteristik berikut dapat dijadikan acuan untuk menduga tipe penyerbukan tanaman menyerbuk sendiri
:
1. Bunga tidak membuka.
2. Waktu antesis dan reseptif bersamaan atau berdekatan.
3. Butir polen luruh sebelum bunga mekar.
4. Stamen dan pistil ditutupi oleh bagian bunga walaupun bunga telah
mekar.
5. Pistil memanjang segera setelah polen masak
b.
Waktu tanaman bunga (waktu bunga
mekar atau tanaman berbunga).
Dalam melakukan persilangan harus diperhatikan: (1) penyesuaian
waktu berbunga.Waktu tanam tetua jantan dan betina harus diperhatikan supaya
saat anthesis dan reseptif waktunya bersamaan, (2) waktu emaskulasi dan
penyerbukan. Pada tetua betina waktu emaskulasi harus diperhatikan, seperti
pada bunga kacang tanah, padi harus pagi hari, bila melalui waktu tersebut polen telah jatuh ke stigma. Juga waktu penyerbukan harus tepat ketika stigma reseptif. Jika
antara waktu antesis bunga jantan dan waktu reseptif bunga betina tidak
bersamaan, maka perlu dilakukan
singkronisasi. Caranya dengan membedakan waktu penanaman antara kedua tetua,
sehingga nantinya kedua tetua akan siap dalam waktu yang bersamaan. Untuk tujuan sinkronisasi ini diperlukan informasi tentang umur tanaman berbunga. ( Syukur, 2009 )
c.
Keadaan cuaca saat penyerbukan.
Cuaca sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan
persilangan buatan.Kondisi panas dengan suhu tinggi dan kelembaban udara
terlalu rendah menyebabkan bungarontok. Demikian pula jika ada angin kencang dan hujan yang terlalu lebat.
d.
Pelaksana hibridisasi.
Pemulia yang melaksanakan
hibridisasi harus dengan serius dan bersungguh-sungguh dalam melakukan
hibridisasi, karena jika pemulia ceroboh maka hibridisasi akan
gagal. (Syukur, 2009)
Pada
praktikum hibridisasi tanaman menyrbuk sendiri ini di gunakan varietas betina
dan jantan adalah varietas padi poso dan milky rice. Berikut adalah deskripi
varietas padi tersebut :
1. Deskrisi
padi varietas Poso
Nama Varietas
|
Poso
|
Kategori
|
Varietas unggul nasional (released
variety)
|
SK
|
56/Kpts/TP.240/1/1989 tanggal 21
Januari 1989
|
Tahun
|
1989
|
Tetua
|
Persilangan IR 9093-195-1/C22
|
Rataan Hasil
|
3.0-5.0
ton/ha
|
Pemulia
|
Zaenuddin
A., Simanullang, Tarjat Tjubarjat dan Misbah
|
Golongan
|
Cere
|
umur
|
115-125
hari
|
Bentuk tanaman
|
Tegak
|
Tinggi tanaman
|
100-134 cm
|
Anakan produktif
|
10-12
malai per rumpun
|
Warna kaki
|
Hijau
|
Warna batang
|
Hijau
|
Warna telinga daun
|
Tidak
berwarna
|
Warna lidah daun
|
Tidak
berwarna
|
Warna daun
|
Hijau
|
Muka daun
|
Agak
licin sebelah atas dan kasar sebelah bawah
|
Posisi daun
|
Tegak
|
Daun bendera
|
Miring
(terbuka)
|
Bentuk gabah
|
Bulat
panjang
|
Warna gabah
|
Kuning
bersih
|
Kerontokan
|
Agak mudah
|
Kerebahan
|
Taan
|
Rasa nasi
|
Sedang
|
Bobot 1000 butir gabah
|
23-24
g
|
Kadar amilosa
|
28-29
%
|
Ketahanan terhadap hama
|
Tahan
wereng coklat biotipe 1 dan 2
|
Ketahanan
terhadap penyakit
|
Tahan bakteri hawar daun (X.
oryzae), bakteri daun bergaris (X.
translucens)
dan blas (Pyricularia oryzae)
|
2. Milky
Rice ( Mentik Susu )
(Milky Rice) atau Mentik
Susu , beras ini berwana putih dan mirip warna susu, bentuknya mirip
dengan ketan, atau mirip dengan padi yang masih muda sudah dipanen. Mentik susu
ini sangat pulen disebut-sebut orang beras jepangnya Indonesia karena
kepulenanannya lengket namun kadar kelengketannya masih dibawah beras
ketan.Berbeda dengan mentik wangi, menthik/mentik susu ini bentuknya lebih
mendekati ke bentuk ketan putih. Perbedaan antara menthik susu dan menthik
wangi adalah dari baunya. Beras menthik/mentik susu tidak berbau wangi, selain
itu menthik/mentik susu lebih pendek/bulat daripada mentik wangi.
Sedangkan perbedaan
utamanya dengan ketan, adalah beras organik mentik/menthik susu ini lebih
pendek/bulat daripada ketan putih. Seperti halnya ketan, beras menthik/mentik
susu ini sangat pulen.
V.
SIMPULAN
Berdasarkan
praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.
Hibridisasi
atau ( Persilangan ) adalah suatu teknik mengawinkan bunga
dengan meletakkan pollen / serbuk sari pada stigma (lubang atau rongga yang
dangkal berisi cairan kental agak lengket sebagai tempat meletakkan pollen dan
masuknya tabung pollen ke dalam ovari (bakal buah) pada waktu
polinasi/penyerbukan )
2.
Hibridisasi
tanaman menyerbuk sendiri adalah suatu proses penyerbukan yang terjadi dengan
di awalinya penyatuan sel telur dan sel sperma yang berasal dari satu tanaman
yang sama. Pada hibridisasi tanaman menyerbuk sendiri ini, dapat meningkatkan
proporsi homozigot bagi tanaman heterozigot.
3. Presentase
hibridisasi tanaman menyerbuk sendiri berdasarkan hasil pengamatan di peroleh
presentase sebesar 0 %, sehingga dalam hal ini di katakan bahwa hibridisasi
tanaman menyerbuk sendiri pada praktikum kali adalah gagal dan tidak berhasil.
4. Ciri-ciri proses hibridisasi yang
berhasil adalah bunga masih segar, dan bila bunga/ bulir padi tersebut dipencet
maka akan keluar cairan putih seperti susu yang merupakan cairan pati.
Sedangkan jika gagal maka maka bunga akan kelihatan layu dan warnanya berubah
menjadi kecoklatan
DAFTAR
PUSTAKA
Allard, R. W, 1992. Pemuliaan
Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta
Darjanto dan Siti, S. 1984. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik
Penyerbukan Silang Buatan. Gramedia, Jakarta.
Mangoendidjojo,W.2003.Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman.Yogyakarta,Kanisius
McCouch,S.2004.Diversifying Selection in plant Breeding.PloS
Biol 2(10):e347
Nasir, M. 2001. Pengantar Pemuliaan
Tanaman. Depatemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Prasetyo, Muhlas.
2010. Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian
Jurusan Budidaya Pertanian. Universitas Jember.
Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti.
2009. Teknik pemuliaan tanaman.
Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi dan Hotikultura IPB.
Bogor. 284 hal.
Tanto.2002.Pemuliaan
Tanaman dengan Hibridisasi (Allogam).Raja Grafindo Persada,Jakarta
Wels,
James R. 1981. Dasar-dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman.
Erlangga,Jakarta
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA KAWAN
Judul: Laporan praktikum tanaman menyerbuk sendiri
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga tulisan ini bermanfaat kawan. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://azizyoungfarmer.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-tanaman-menyerbuk.html. Terima kasih sudah singgah dan membaca tulisan ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar