tips dan trik menghadapi serta mengerjakan laporan praktikum yang menumpuk

Posted by Unknown Sabtu, 29 Juni 2013 1 komentar
Jika sebelumnya saya telah memberikan sedikit tentang tips dan trik bagaimana cara menjadi sosok seorang mahasiswa yang rajin selama kuliah, maka dalam postingan kali ini saya juga kan memberikan sedikit pula tips dan trik bagaimana menyusun strategi untuk menghadapi dan mengerjakan setiap laporan praktikum yang menumpuk bagi kawan kawan.

     Kuliah di jurusan eksakta, sudah pasti anda akan di sibukan dengan berbagai tugas dari dosen baik yang individu maupun kelompok, belum lagi kegiatan organisasi kampus yang anda ikuti, terlebih kewajiban anda sebagai seorang mahasiswa eksakta yaitu dengan mengikuti dan menjalankan setiap acara praktikum yang ada. 

        Capek, lelah dan jenuh itulah yang mungkin di rasakan sebagaian besar mahasiswa eksakta. Tips trik kali ini saya akan membahas tentang betapa sibuknya menjadi seorang mahasiswa fakultas pertanian program studi agroteknologi unsoed yang dalam setiap semesternya sudah pasti ada cara praktikum yang menyita tenaga waktu dan fikiran. Namun semua itu di lakukan semata mata agar kelak kita mampu menjadi mahasiswa yang aplikatif bukan sekedar teoritf yang berpaku pada teksbook belaka.  

        Bagi sebagian para mahasiswa, menjalani serangkaian acara praktikum adalah melelahkan, tapi kelelahan tersebut jangan di jadikan sebagai sebab kita menjadi down, tapi karna ini lebih ke fungsi dan  tanggung jawab kita sebagai mahasiswa eksakta.  Jadi sudah seharusnya setiap praktikum yang ada kita hadapi dengan senyum dan dengan rasa antusiasme yang tinggi.  

        Berbicara tentang praktikum, ini bukan hal yang biasa, karna bagi saya sendiri praktikum adalah sesuatu yang sangat mengasyikan dan mengesankan. Betapa tidak, dalam setiap praktikum slalu di suguhkan dengan hal hal yang baru yang belum pernah kita ketahui dan coba sebelumnya. Praktikum ini juga merupakan hal menarik,  yang seharusnya kita ikuti dengan penuh khikmad. 
        Namun yang membuat praktikum ini menjadi tidak menarik dan justru menjadikan  momok bagi para mahasiswa adalah bukan karena acara praktikumnya, akan tetapi laporan segudang yang slalu menyisahkan tugas berat di akhir acara. Laporan praktikum ini biasanya datang secara bertubi tubi, sehingga membuat sebagian mahasiswa menjadi gusar dan stress berat,. Hehe tapi jauh dari itu jika kita mampu menerapkan konsep manajeman waktu yang baik, mungkin kita tak akan terjangkit pnyakit stress dan gusar.
Di bawah ini akan saya berikan tips dan triks menghadapi serta mengerjakan laporan praktikum yang menumpuk banyak :
      1. Laporan praktikum biasanya di berikan waktu pengerjaan selama kurang lebih dua mingguan. Nah di sini manfaatkalah waktu dua minggu itu untuk mengerjakan tahap demi tahap laporan yang anda buat. Istilahanya cicilah dikit dikit lama lama nanti juga pasti akan menjadi bukit.
   2.Tanamkanlah komitment yang tinggi dalam diri anda dalam mnegerjakan laporan praktikum, karena komitment ini adalah hal yang penting. Orang yang tak punya komitment dalam hidupnya akan menjadi orang yang plin plan dan mudah terombang ambing, seperti halnya anda dalam mengerjakan laporan praktikum, jika dalam diri anda tidak tertanam komitment yang kuat, laporan adan pun akan kececeran namun jika komitment tersebut teratanam kuat, insya’allah laporan segudang anda akan selesai tepat dalam waktunya.
        3.  Usahakan dalam mengerjakan laporan dengan mematikan alat elektronik yang anda punya, termasuk handphone, laptop, gadget maupun yang lainya yang dapat membuat kinerja anda dalam menyusun laporan menjadi tidak fokus dan kabur.
    4.Carilah bahan bahan sebelum anda membuat laporan. Karena ketersediaan bahan dalam penyusunan laporan anda menjadi sangat penting. Anda akan kesusahan dalam mengerjakan laporan jika bahan yang anda punya minim. Dalam kasus ini anda bisa membuat inisistif dengan mencari bahan bahan laporan sebelum anda menyusunya. Bisa minjam buku ke perpustakaan, maupun searching di internet tentang topik laporan yang akan anda buat.
    5.Dalam mengerjakan laporan praktikum pastilah membutuhkan energi. Jadi sebelum anda memulai dan mengerjakan laporan praktikum, maka istirahatlah terlebih dahulu, karena nantinya stamina dan fisik anda akan di gunakan secara total dalam mengerjakan tumpukan laporan praktikum anda. 
      6.  Mengerkan laporan itu ibarat kita mencintai seseorang, maka kerjakan dan cintailah laporan anda dengan setulus hati. Insya’allah laporan anda akan selesai tepat waktu.
   7.Dan yang terakhir jangan pernah menanamkan dalam diri anda prinsip menunda nunda waktu. Ah ntar aja ah toh masih lama, masih punya banyak waktu, bisalah,, di kerjakan nanti aja. Itu adalah suatu hal yang patut anda hindari. Menunda setiap tugas yang ada, berarti anda secara tidak langusng menambah beban anda di kemudian hari. Maka lakukanlah apa yang ada, walaupun kecil insya’allah bermanfaat dan dapat meringkan beban tugas anda.
        Okeh, mungkin cukup sampai di situ tips dan trik menghadapi serta mengerjakan laporan yang menumpuk dan datang silih berganti. Semoga apa yang saya telah tuliskan di atas bermanfaat bagi kawan kawan. Tulisan ini semata mata karena subjektivitas pemilik blog ini terhadap pengalaman yang telah di lakukan.  Dan besar harapan kalian yang membaca tulisan ini mampu mengaplikasikan apa yang telah saya tuliskan di atas bukan hanya sekedar membaca tapi tak ada follow upnya. Hehe
Terimakasih sudah berkenan membaca tulisan nan sederhana ini, tulisan yang masih amburadul dan berantakan ini. Maklum setiap proses yang ada harus di barengi dengan kata belajar. Semangat !!!
JUST SHARE ^_^

Baca Selengkapnya ....

Tips dan trik cara menjadi mahasiswa rajin selama kuliah

Posted by Unknown Jumat, 28 Juni 2013 0 komentar
     Mahasiswa adalah sekolompok orang terpilih dengan masa depan yang cerah dan strategis, serta sebagai pemimpin masyarakat bangsa dan Negara. Peran mahasiswa dalam mewujudkan bangsa yang maju adil dan sejahtera sangatlah vital. Para mahasiswa di tuntut untuk bisa menjadi sosok seseorang yang mempunyai jiwa pemimpin yang kuat. Jiwa pemimpin inilah yang di butuhkan bangsa kita untuk menjadi bangsa yang lebih maju di era modernitas seakrang ini. 

            Dalam menjalani dunia perkuliahan ( kampus ), mahasiswa tak bisa lepas dari yang namanya tugas, baik tugas secara individu maupun tugas kelompok, Belum lagi tugas dari berbagai matakuliah yang lainya. Mahasiswa di sini di tuntut untuk lebih bijak lagi dalam mengelola dan mengatur waktu yang mereka punya, Karena di sini, status kita adalah sebagai seorang  mahasiswa. Jadi berikan dan lakukanlah contoh yang terbaik. dari asal namanya sudah mahasiswa, maha berarti tinggi, dan siswa berarti seorang terpelajar, jadi sudah saatnya kita memberikan panutan yang terbaik.

            Namun kadang dari beberapa kalangan mahasiswa merasa kualahan dengan statusnya sebagai mahasiswa. Mereka bukan memberikan panutan yang terbaik justru membuat dirinya semakin buruk dan busuk. Ini dapat di buktikan  dengan nilai akademik yang mereka punya. Nilai akademik yang slalu dalam kategori IMSK (Ikatan Mahasiswa Satu Koma), nilai ISMK  ini di sebabkan karena kurang fokusnya mereka dalam menjalani setiap tatap muka dalam perkuliahan. Mereka sekedar datang dan di duduk di belakang selama kuliah, kalau ngga ngobrol ya ngantuk, selain itu rasa antusias dari mahasiswa yang seperti ini sangatlah minim jadi wajar saja jika tipe mahasiswa semacam ini mempunyai Indeks prestasi yang  rendah,
Berikut ini akan saya coba berikan tips dan trik bagaimana cara menjadi mahasiswa yang rajin selama kuliah. Hehe Tips dan triknya adalah sebagai berikut :

           Datanglah di setiap tatap muka perkuliahan dengan menunjukan rasa antusisasme yang tinggi,  isilah tempat duduk yang paling terdepan,hormatilah dosen yang memberikan setiap matakuliah, karena merekalah yang mempunyai ilmu,  jadi sudah sepatutnya kita untuk menghargai dan menghormati bukan mengobrol senaknya sendiri tanpa memperhatikan apa yang sedang di jelaskan si dosen. Dengan duduk di depan dan memperhatikan dosen dalam menjelaskan mempunyai keuntungan keuntungan yang sangat besar duduk di depan selama kuliah seperti berikut :
     1.      Dengan datang dan duduk di depan, secara tidak langsung anda sudah mendapatkan image yang baik dari seorang dosen, karena saya juga sempat mengobrol dengan dosen,” mahasiswa yang slalu duduk di depan adalah tipe mahasiswa yang serius dan sungguh sungguh dalam menimba ilmu, bukan seperti mahasiswa yang datang dan duduk di belakang “.
     2.      Duduk di depan juga menambah kejelasan anda dalam memahami setiap materi   yang di berikan oleh dosen.
     3.      Duduk di depan membuat rasa antusias belajar anda semakin tinggi
     4.      Mengurangi rasa malas dan rasa ngantuk anda jika anda duduk di depan bukan sekedar datang dan duduk di bangku belakang
    5.      Duduk di depan menurut para dosen yang pernah bercerita kepada saya, adalah tipe mahasiswa rajin dan pintar.

            Nah, sekarang buat apalagi menunggu nunggu, sudah saatnya kebiasaan yang buruk dari saudara, anda buang, datanglah dalam setiap perkulihaan sebelum dosen datang. Dan duduklah di barisan yang terdepan seerta tunjukanlah antusias yang tinggi dalam setiap menjali tatap muka perkuliahan. Tips dan trik di atas saya buat berdasarkan pengalaman saya berbincag bincang dengan seorang dosen senior di fakultas di mana saya menuntut ilmu. Jadi, mulai sekarang, jadilah mahasiswa yang rajin dan tekun dalam setiap menjalani perkulihan di bangku pendidikan tinggi ini.
            Hilangkalah kebiasaan buruk yang anda punya. Binasakan kebiasaan buruk yang  slama ini anda manja dan pelihara, kebiasaan buruk itu hanya membuat diri anda semakin terjerumus kedalam lubang kesesatan. Bangkit dan berubahlah untuk menyongsong masa depan esok menjadi lebih baik. Karena setiap masa depan dan kesukesan di tangan anda masing masing, bukan di tangan bapak atau ibu anda, namun  tergantung sejauh mana anda berusaha untuk mengupayakan dan memperjuangkan masa depan tersebut menjadi sebuah kenyataan.

            Mulai dan lakukanlah dari sekarang setiap hal hal kecil yang bernilai pistif yang dapat memberikan manfaat dalam hidup anda, Buat apa menunggu, karena kesuksesan kita bukan untuk di tunggu tapi di jemput

Just Share 


Baca Selengkapnya ....

Laporan praktikum derajat kerut tanah dasar ilmu tanah

Posted by Unknown Minggu, 09 Juni 2013 0 komentar
Pada postingan kali ini saya akan memberikan contoh laporan praktikum derajat kerut tanah dasar ilmu tanah. Namun perlu di catat bahwa postingan kali ini tidak bermaksud untuk memberikan fasilitas atau kemudahan bagi kawan kawan semua, namun hanya sekedar berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam bidang pertanian khususnya program studi agroteknologi. Dalam postingan ini, di harapkan kawan kawan semua tidak serta merta mengcopy paste laporan praktikum menyerbuk silang ini, namun dapat memilah milah informasi mana yang di perlukan dan mana yang tidak, serta menjadikan contoh  laporan praktikum menyerbuk silang ini bukan sebagai bentuk plagiarisme kawan kawan namun sebagai referensi dan litelatur bagi kawan kawan semua. Copy paste hukumnya haram.
Silahkan di simak.




I.    PENDAHULUAN

A.                 Latar Belakang
Semenjak pertanian berkembang, konsep tanah yang sangat penting ada konsep sebagai media alami bagi pertimbuhan tanaman. Bila kota-kota besar berkembang tanah menjadi penting sebagai bahan rekayasa guna mendukung jalan-jalan dan bangunan-bangunan. Pada saat ini tanah lebih banyak lagi mendukung fungsi rekayasa, termasuk untuk menimbun bahan-bahan bangunan. Konsep tanah  sebagai bahan rekayasa dikaitkan dengan tanah sebagai selimut batuan yang telah mengalami pelapukan atau regolit(Foth, 1988).
Tanah itu adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural forces) terhadap bahan-bahan alam (natural material) dipermukaan bumi(Hakim, 1986).
Tubuh alam ini dapat berdifferensiasi membentuk horizon-horizon mineral maupun organic yang kedalamannya beragam dan berbeda-beda sifatnya dengan bahan induk yang terletak dibawahnya dalam hal morfologi, komposisi kimia, sifat-sifat fisik maupun kehidupan biologinya.
Tanah merupakan medium alam untuk untuk pertumbuhan tanaman. Tanah menyediakan unsur-unsur hara sebagai makanan tanaman untuk pertumbuhannya. Selanjutnya unsur hara diserap oleh akar tanaman melalui daun dirubah menjadi persenyawaan organic seperti karbohidrat, protein, lemak dan lain-lain yang amat berguna bagi kehidupan manusia dan hewan.
Secara fisik tanah  mineral merupakan campuran dari bahan anorganik, bahan organik, udara dan air. Bahan anorganik secara garis besar terdiri dari golongan fraksi tanah yaitu pasir, debu dan liat. Tanah yang mengandung pasir sifatnya sukar diolah sedangkan semakin berat tanahnya (liat tinggi) semakin besar derajat kerutnya. Mengetahui derajat kerut suatu jenis tanah akan mempermudah untuk mengetahui kandungan bahan organic dalam tanah tersebut.
Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan kemampuan yang dibebankan kepadanya kemampuan untuk menjadi keras dan penyangga, kapasitas drainase dan menyimpan air, plastisitas, kemudahan untuk ditembus akar, aerasi dan kemampuan menahan retensi unsure-unsur hara tanaman, semuanya erat  hubungannya dengan kondisi fisik tanah. Kondisi meliputi warna tanah, tekstur tanah, konsistensi dan struktur tanah.
Selain itu tanah juga mempunyai tiga dimensi ruang yaitu panjang, lebar dan kedalaman. Setiap tanah mempunyai sifat-sifat yang khas yang merupakan hasil karya factor-faktor pembentuk tanah ini, maka setiap jenis tanah akan menampakkan profil yang berbeda.
Mengetahui bentuk fisik tanah dari berbagai jenis, kandungan mineral di dalamnya, derajat kerut tanah, adanya kandungan air tanah serta pengetahuan tentang profil  tanah merupakan suatu cara untuk mendapatkan tanah yang cocok untuk   budidaya komoditi pertanian. Sebab faktor-faktor tersebut di atas adalah faktor utama dalam budidaya pertanian.

B.            B. Tujuan
Untuk mengetahui besarnya derajat kerut tanah dari beberapa jenis tanah dan membandingkan besarnya derajat kerut antar jenis tanah yang diamati.




I.                   METODE KERJA

A.                A. Alat dan Bahan
a.       Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah botol semprot, cawan porselin, cawan dakhil, jangka sorong dan serbet/lap pembersih..
b.      Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah contoh tanah halus ( <0,5 mm) dan air.

B.                 B. Prosedur Kerja
1.     Tanah halus diambil secukupnya, dimasukan kedalam cawan porselin, ditambah air dengan menggunakan botol semprot, lalu diaduk secara merata dengan colet sampai pasta tanah menjadi homogen.
2.     Pasta tanah yang sudah homogeny tadi dimasukan kedalam cawan dakhil yang telah diketahui diameternya dengan menggunakan jangka soron (diameter awal).
3.     Cawan dakhil yang telah berisi pasta tanah tersebut dijemur dibawah terik matahari, kemudian dilakukan pengukuran besarnya pengkerutan setiap 2 jam sekali sampai diameternya konstan (diameter akhir).



I.                   HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

        A. Hasil Pengamatan
No.
Jenis tanah

Pengamatan ke:
1
2
3
4
5
6
1.
Vertisol
Ø1
36,10
35,8
34,6
33,7
32,2
31,1
Ø2
36,4
35,6
34,7
33,5
31,7
30,6
X
36,2
35,7
34,65
33,6
31,95
30,85
2.
Ultisol
Ø1
51,3
50,9
50,5
50,1
49,7
49,7
Ø2
35,3
34,8
34,3
34,1
33,7
33,7
X
43,3
42,85
42,4
42,1
41,7
41,7
3.
Entisol
Ø1
45,4
42,7
42,2
42,2
-
-
Ø2
34,7
34,3
34,2
34,2
-
-
X
40,05
38,5
38,2
38,2
-
-
4.
Andisol
Ø1
44,4
43,55
43,51
43,51
-
-
Ø2
34,2
30,75
30,72
30,72
-
-
X
39,9
37,15
37,13
37,13
-
-
5.
Inceptisol
Ø1
 59,6
58,6
58,1
58,1
-
-
Ø2
37,1
36,9
36,1
36,1
-
-
X
48,3
47,75
47,1
47,1
-
-

Perhitungan:
Rumus:
                        Derajat kerut tanah = Diameter awala-diameter akhir X 100 %
                                                                        Diameter awal



1.     Vertisol:

-        DKT horizontal =  36,0 – 31,1  X 100%
                                          36,0
                       = 13,61%

-        DKT vertical     = 36,4 – 30,6  X 100%
                                          36,4
                       = 15,93%
-        DKT rata-rata   = 36,2 – 30,8  X 100%
                                    36,2
                       = 14,77%
2.     Ultisol:

-        DKT horizontal = 51.3-49.7   X 100%
                                    51.3
                        = 3.11%

-        DKT vertical     = 35.3-33.7X 100%
                    35.3    
                        = 4.53%

-        DKT rata-rata   =  43.3-41.7 X 100%
                                43.3     
                       = 3.69%
3.     Entisol:

-        DKT horizontal =  45.4-42.2X 100%
                                    42.2  
                        = 7.58%

-        DKT vertical     = 34.7-34.2X 100%
                                       34.7
                        = 1.44%
-        DKT rata-rata   = 40.05-38.2X 100%
                                  40.05    
                       = 4.61%
4.     Andisol:

-        DKT horizontal =   44.4-43.51X 100%
                                      44.4
                        = 2%


-        DKT vertical     = 34.2-30.72  X 100%
                                       34.2   
                       = 10.17%
-        DKT rata-rata   =  39.9-37.13X 100%
                                       39.9
                       = 6.94%

5.     Inseptisol:

-        DKT horizontal =   59.6-58.1X 100%
                                       59.6
                          = 2.51%

-        DKT vertical     = 37.1-36.1X 100%
                                          37.1
                       = 2.69%
-        DKT rata-rata   = 48.3-47.1  X 100%
                                    48.3     
                       =2.48 %
 


A.                Pembahasan
            Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah , baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah. Bahan organic adalah bahan pemantap agregat tanah. Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation (KTK) berasal dari bahan organic (Hakim, 1986).
            Secara fisik tanah mineral merupakan campuran dari bahan anorganik, bahan organic, udara dan air. Bahan anorganik secara garis besar terdiri dari golongan fraksi tanah yaitu pasir, debu dan liat. Masing-masing fraksi mempunyai ukuran sifat yang berbeda-beda, antara lain:
Contoh fraksi fraksi tanah dalam ilmu kesuburan tanah dan dasar ilmu tanah sebagai berikut :
1.  Pasir (0,05 mm-2,00 mm), bersifat tidak plastis dan tidak liat, daya menahan air rendah, ukurannya yang besar menyebabkan ruang pori makro lebih banyak, perkolasi cepat sehingga tanah pasiran beraerasi baik dan drainasenya baik.
2.     Debu (0,002 mm-0,05 mm), sebenarnya merupakan pasir mikro dan sebagian besar adalah kuarsa. Fraksi debu mempunyai sedikit sifat plastis dan kohesi yang cukup baik.
3.     Liat (<0,002 mm), berbentuk mika atau lempeng, bila dibasahi amat lengket dan sangat plastis, sifat mengembang dan mengerut yang besar. Bila kering menciut dan banyak menyerap energi panas, bila dibasahi terjadi pengembangan volume dan terjadi pelepasan panas yang disebut sebagai panas pembasahan (heat of wetting).
 Pecahan mineral yang lebih besar biasanya terdapat di dalamnya dan dilapisi seluruhnya oleh koloida, dan bahan lain yang sudah menjadi halus. Kadang-kadang butir-butir mineral yang lebih besar menguasai dan menjadikan tanah berkerikil atau berpasir. Dapat juga terjadi sebagian terbesar koloida anorganik; dalam hal ini tanah akan berciri lempung (Soegiman, 1982).
 Tanah yang banyak mengandung pasir akan mempunyai tekstur yang kasar, mudah diolah, mudah merembaskan air dan disebut sebagai tanah ringan. Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat akan sulit meloloskan air, aerasi jelek, lengket dan sukar pengolahannya sehingga disebut tanah berat (Sarief, 1986).
 Tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengerut (bila kering). Berat ringannya tanah akan menentukan besarnya derajat kerut tanah. Semakin berat tanahnya (liat tinggi), semakin besar derajat kerutnya. Di samping itu pengaruh kandungan bahan organik tanah berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah maka tanah tersebut akan memepunyai derajat kerut yang kecil.
Secara kasaran, zarah mineral tanah dapat dipilah menjadi 3 kategori. Yang  berdiameter lebih besar daripada 2 cm disebut batu, berdiameter antara 2 cm dan 2 mm disebut krikil, dan berdiameter lebih kecil daripada 2 mm disebut bahan tanah halus (Kohke, 1968).
     Dalam analisis agihan besar zarah, bahan tanah halus dipisahkan lebih lanjut menjadi tiga fraksi utama pasir, debu (lanau), dan lempung. Fraksi tanah ialah sekelompok zarah tanah yang berukuran diantara batas-batas tertentu (Notohadiprawiro, 1998).
      Butiran pasir terdiri dari kuarsa, pecahan felspar, mika dan kadang juga sirkon, turmalin dan horn blende. Butiran pasir mempunyai matra kurang lebih seragam dan mempunyai bentuk membulat walaupun permukaan luarnya tidak selalu halus, serta mempunyai jenjang kekasaran tertentu yang terkait erat dengan keabrasifanya (Poerwowidodo, 1991).
            Pisahan debu terdiri dari kumpulan zarah berukuran garis tengah antara pisahan lempung dan pisahan pasir. Secara meneralogis dan fisis, zarah debu in I mendekati zarah pasir, hanya berukuran lebih kecil dan luas permukaan per satuan massa yang lebih besar, serta seringkali terlapisi lempung yang terjerap kuat. Pada kasus tertentu zarah debu memperlihatkan perangai fisiko kimiawi lempung (Purwowidodo, 1991).
      Pisahan lempung dibedakan secara mineralogis dari pisahan debu oleh karena lebih dirajai oleh pelikan – pelikan hasil pelapukan dan tidak dijumpai pada batuan yang tidak lapuk. Pisahan lempung lebih tanah pelapukan lanjut daripada pelikan dalam batuan dan lebih menunjukkan watak fisis dan kimiawi pisahan lempung. Pisahan lempung dengan ukuran zarah < 2 mikron, merupakan pisahan koloid.
        Pelikan ini jarang dijumpai dalam bentuk zarah berukuran > 2 mikron, dan umumnya dijumpai dengan ukuran < 2 mikron. Pisahan lempung kasar, terutama berukuran > 0.5 mikron, dapat mengandung sejumlah kuarsa, dan kadang mika, sedangkan pisahan lempung ukuran < 0.1 mikron, hampir seluruhnya terdiri dari pelican lempung atau hasil pelapukan lain (Poerwowidodo, 1991).
        Berbagai macam ukuran,tekstur dan struktur tanah secara fisik yang telah disebutkan diatas, sangat mempengaruhi derajat kembang atau mengkerutnya tanah. Dipandang dari segi fisika, tanah mineral merupakan campuran yang terbentuk dari butir-butir anorganik, rapuhan bahan organik, udara dan air. Pecahan mineral yang lebih besar biasanya terdapat di dalamnya dan dilapisi seluruhnya oleh koloida, dan bahan lain yang sudah menjadi halus. Kadang-kadang butir-butir mineral yang lebih besar menguasai dan menjadikan tanah berkerikil atau berpasir. Dapat juga terjadi sebagian terbesar koloida anorganik; dalam hal ini tanah akan berciri lempung (Soegiman, 1982).
     Beberapa tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengerut (bila kering). Akibatnya pada musim kering karena tanah mengerut maka menjadi pecah-pecah. Sifat mengembang dan mengerutnya tanah disebabkan oleh kandungan mineral liat montmorillonit yang tinggi (Soegiman, 1982).
      Pada praktikum acara derajat kerut tanah diperoleh data derajat kerut untuk tanah andisol yaitu :6,.94%; tanah entisol: 1.44% ; inceptisol : 2.48%; ultisol : 3.69% dan vertisol: 14,77%. Hal ini menunjukkan bahwa derajat kerut yang terbesar ada pada tanah vertisol.
      Hal ini menunjukkan bahwa derajat kerut yang terbesar ada pada tanah vertisol. Tanah vertisol mempunyai kandungan liat yang mengembang tinggi, retakan dalam dan lebar yang berkembang selama periode kering.
   Tanah yang memiliki derajat kerut pada urutan kedua adalah tanah entisol, tanah Entisol dicirikan oleh kenampak kurang mudaan dan tanpa horizon genetic alamiah juga hanya mempunyai horizon-horizon permulaan. Entisol yang berkembang dari bukit pasir mempunyai nilai budidaya pertanian terbatas. Inseptisol biasanya dicirikan oleh stratifikasi. Tekstur dihubungkan dengan laju dimana air mengendapkan alluvium maka tanah ini cenderung bertekstur kasar di dekat arus air dan bertekstur halus di dekat tepi-tepi luar dari dataran banjir.
            Tanah yang memiliki derajat kerucut pada urutan ketiga adalah ultisol, yg terbentuk dari pencucian dengan sifat tanah basa dan berkembang dibawah iklim panas sampai tropik. Ultisol lebih hebat dilapukkan, tanah ini juga mempunyai horizon argilik (lempung) dengan kejenuhan basa lebih rendah dari 35 %. Hal ini membuktikan bahwa pada tanah basa dengan kandungan bahan organic rendah, menyebabkan derajat kerut yang ditimbulkan besar.
            Tanah yang memiliki derajat kerut pada urutan keempat adalah inceptisol. Pada tanah Inseptisol profilnya mengandung horizon yang diperkirakan terbentuk agak cepat dan kebanyakan hasil dari perubahan batuan induk. Horizon tidak menggambarkan pelapukan yang hebat (Buckman, 1982).
            Produktivitas alami Inseptisol sangat bervariasi, ada yang sangat subur dan ada juga yang mengandung bahan organic rendah. Sedangkan pada tanah Entisol dicirikan oleh kenampak kurang mudaan dan tanpa horizon genetic alamiah juga hanya mempunyai horizon-horizon permulaan. Entisol yang berkembang dari bukit pasir mempunyai nilai budidaya pertanian terbatas. Inseptisol biasanya dicirikan oleh stratifikasi. Tekstur dihubungkan dengan laju dimana air mengendapkan alluvium maka tanah ini cenderung bertekstur kasar di dekat arus air dan bertekstur halus di dekat tepi-tepi luar dari dataran banjir
            Dari praktikum diketahui bahwa derajat kerut dari Entisol adalah 1.44%, Dan entisol merupakan tanah yang mempunyai derajat kerut paling kecil. Entisol terdapat di wilayah datar, bergelombang, berbukit sampai bergunung. Bahan induknya adalah abu atau tuf volkan proses pembentuk tanah adalah alterasi, liksiviasi atau laterisasi lemah warna tanahnya adalah hitam, kelabu sampai coklat tua.tekstur lemah lapisan bawah agak gumpal dengan konsistesi gembur. Pada praktikum derajat kerut tanah Entisol ini mempunyai derajat kerut paling kecil yaitu 1.44 % hal ini berkaitan dengan kandungan bahan organic tanah. semakin tinggi bahan organic tanah, maka tanah tersebut akan mempunyai derajat kerut yang kecil.

KESIMPULAN DAN SARAN

1.                  Kesimpulan
1.     Sifat-sifat tanah dapat diketahui dengan menghitung derajat kerut tanah.
2.     Kandungan liat yang besar mempengaruhi besarnya derajat kerut.
3.     Urutan derajat kerut tanah dari yang paling tinggi ke rendah yaitu vertisol entisol, ultisol, inseptisol, dan andisol.
4.     Semakin rendahnya derajat kerut tanah maka kandungan bahan organiknya semakin tingg
2.                  Saran
            Diharapkan kepada seluruh praktikan untuk serius dan bersungguh-sungguh dalam melakukan pengamatan terhadap acara praktikum derajat kerut tanah agar data yang di hasilkan valid dan sesuai



DAFTAR PUSTAKA

Buckman, Harry O. 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara, Jakarta.

Foth, Henry D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA, Lampung.

Kohnke, H. 1968. Soil Physic. Tata Mc Graw- Hill Publishing. Company Ltd, Bombay.

Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 1998. Tanah Dan Lingkungan. Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah, Proses Genesa dan Morfologi. Fahutan. Institut Pertanian Bogor.

Sarief, Saifuddin.1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung.

Soegiman. 1982 . Ilmu Tanah . Bhratara Karya Aksara, Jakarta.

Soegiman. 1982 . Ilmu Tanah . Bhratara Karya Aksara. Jakarta.







Baca Selengkapnya ....

Visited

Copyright © 2013 Aziz young farmer ( Muhammad Aziz Muslim ) Mahasiswa Fakultas Pertanian Unsoed. Diberdayakan oleh Blogger.