Laporan Praktikum Kemajuan Seleksi
Sabtu, 11 Mei 2013
0
komentar
Pada postingan kali ini saya akan memberikan contoh laporan praktikum kemajuan seleksi dasar pemuliaan tanaman. Sebelumnya sudah saya posting tentang contoh laporan praktikum tanaman menyerbuk sendiri guna di jadikan sumber referensi bagi kawan kawan. Namun perlu di catat bahwa postingan kali ini tidak bermaksud untuk memberikan fasilitas atau kemudahan bagi kawan kawan semua, namun hanya sekedar berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam bidang pertanian khususnya program studi agroteknologi. Dalam postingan ini, di harapkan kawan kawan semua tidak serta merta mengcopy paste laporan praktikum kemajuan seleksi ini, namun dapat memilah milah informasi mana yang di perlukan dan mana yang tidak, serta menjadikan contoh laporan praktikum menyerbuk silang ini bukan sebagai bentuk plagiarisme kawan kawan namun sebagai referensi dan litelatur bagi kawan kawan semua. Copy paste hukumnya haram.
Silahkan di simak.I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
II. TINJAUAN PUSTAKA
Silahkan di simak.I. PENDAHULUAN
Evaluasi dan pemuliaan
tanaman maka populasi secara tetap digantikan oleh special yang unggul. Penggantian yang tetap mempunyai
kekuatan yang pertama disebut seleksi, dimana individu dengan jenis
karakteristik dipakai untuk reproduksi sebelum berhubungan dengan subyek
penting dengan beberapa implikasi dalam cara pemuliaan tanaman, maka perlu
untuk membahas dasar genetic dari seleksi. Dua hal yang sangat penting untuk
memahami prinsip pemuliaan tanaman : (1) seleksi dapat bekerja secara efektif
hanya dalam perbedaan yang dapat di wariskan ; (2) seleksi tidak dapat
menciptakan variabilitas tetapi hanya bekerja pada sifat yang telah ada.
Tersedianya induk yang memebatasi variabilitas genetik suatu program serta
penyeselaiaannya merupakan suatu keputusan yang menentukan. Jika pemulia salah
dalm menentukan induk, maka kemungkinan untuk mencapai kemajuan dalm genetic
akan menurun.
Pemuliaan dianggap
penting dalam perbaikan tanaman. Pemuliaan antara tanaman sejenis menyebabkan
naiknya homo zigotas. Hal ini berlaku untuk setiap tempat, sehingga baik
karakter kuantitaf maupun karakter yang ditentukan oleh seabgian sifat-sifat genetic – memisahakn populasi
menjadi kelompok-kelompok yang secara genetika
berbeda, dan masing-masing yang seragam dikellompokan, sehingga dapat
dikatakan bahwa pemuliaan sejenis tidak mencakup variabilitas geentik yang
disembunyikan.
Syarat keberhasilan
usaha pemuliaan tanaman adalah tersedianya keragaman suatu genetic dalam
populas, agar dapat dipilih genotip yang di sukai. Keragaman genetic dapat
terjadi secara alami (persilangan alami, mutasi spontan) atau secara buatan.
Seleksi dapat dilakukan pada berbagai tingkatan, yaitu antar indivoidu, antar
family bahkan antar sel. Seleksi deferensial (S)adalah rata-rata populasi
terpilih dikurangi rat-rata populasi awal.
Naluri untuk menyeleksi
sudah ada sejak manusia membudidayakn
tanaman. Pertamanya orang memilh biji berdasarkan perasaan dan apa yannng
dianggap terbaik untuk ditanam pada generasi berikutnya. Atas dasar pengalaman
maka cara seleksi makin ditingkatkan dan
mulai skhir abad 18, seleksi Nampak lebih efektif setelah ditemukan metode pada
pemuliaan tanaman. Pengetahuan seleksi lebih berkembang counter, melaporkan
hasil pekerjaanya yaitu menyeleksi tanaman secara individu pada wheat.
Kegiata seleksi tanaman
bertujuan untuk mendapatkan sifat unggul dari seluruh sifat yang ada pada suatu
tanaman yang berarti merubah sifat genetic yaitu memepertinggi frekuensi gen
yang disukai yang biasannya bersifat unggul dan sekaligus mengurangi frekuensi
gen yang tidak disukai.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk
menduga kemajuan seleksi (selection
advance) pada suatu populasi dalam rangka usaha pemuliaan tanaman.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Seleksi adalah memilih serta
mencari keuntungan tanaman atau ternak yang memiliki karakter baik, yang
berguna untuk meningkatkan hasil serta mutunya.
Karakter-karakter baik ditentukan genotipe, tetapi ekspresinya
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Oleh
karena itu, dalam mencari serta memilih sifat genetik yang baik, sekaligus
disertai dengan menentukan lingkungan yang cocok dan paling ekonomis terhadap
yang diseleksi. Seleksi dapat juga
disebut dengan usaha pemuliaan (Yatim, 1983).
Seleksi alam
merupakan seleksi yang dipengaruhi oleh faktor alam dalam mengarahkan seleksi
tersebut yang umumnya bersifat acak, sedangkan seleksi buatan merupakan seleksi
yang sengaja dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan atau meningkatkan
proporsi karakter yang diinginkan berada pada populasi tanaman yang
dikembangkan (Widodo, 2003).
Seleksi suatu tanaman membutuhkan
keragaman genetik yang tinggi untuk mendapatkan tanaman hasil seleksi yang
diinginkan. Kerena membutuhkan keragaman genetik, maka berhubungan dengan
adanya kegiatan konservasi pada plasma nutfah. Plasma nutfah dapat ditemukan di
alam dan juga ditemukan pada kolektor-kolektor plasma nutfah. Oleh karena itu,
seleksi juga terbagi menjadi dua, yaitu seleksi alam dan seleksi oleh manusia.
(Allard, 1988)
Program
pemuliaan tanaman dapat maju atau berkembang dengan baik apabila keragaman yang
ada memadai. Apabila keragaman genetik terbatas perkembangannya akan menjadi
lambat. Oleh karena itu program pemuliaan yang hanya mengandalkan keragaman
genetik yang sudah ada kemajuannya lambat (Wels, 1981). Syarat keberhasilan
usaha pemulian tanaman adalah tersedianya keragaman genetik dalam suatu
populasi, agar dapat dipilih genotip yang disukai. Keragaman genetik dapat
terjadi secara alami melalui persilangan alami dan mutasi spontan atau secara buatan.
Seleksi pada suatu
tanaman merupakan penunjukkan suatu respek fenotip suatu tanaman. Dalam
pemuliaan tanaman seleksi yang diberlakukan bertujuan agar terjadi suatu
kestabilan sifat yang diinginkan berdasarkan suatu korelasi dari sifat yang muncul yang berasal dari komponen
genetika dalam tanaman itu sendiri. (Nanda, 2000)
Ragam fenotipik merupakan komponen dalam perhitungan pendugaan kemajuan
seleksi yang berbanding terbalik dengan kemajuan seleksi sehingga makin besar
ragam fenotipik semakin kecil kemajuan seleksi yang akan diperoleh.
Heritabilitas suatu karakter merupakan besaran yang menunjukkan karakter
tersebut dapat diwariskan ke keturunannya, yang merupakan porsi dari total
keragaman fenotipe yang disebabkan oleh factor genetik. Oleh karena itu, keberhasilan seleksi
dapat dicerminkan oleh besaran heritabilitas. (Sutoro, 2006)
Menurut Allard (1988), didalam
evaluasi dan pemuliaan tanaman populasi secara tetap digantikan oleh spesies
yang unggul. Penggantian secara tetap
ini kekuatan yang pertama adalah seleksi, dimana individu dengan spesies
karakteristik dipakai untuk reproduksi sebelum berhubungan dengan subjek
penting ini dengan beberapa implikasinya dalam cara pemuliaan tanaman, dirasa
perlu untuk membahas dasar genetik dari seleksi.
III.
METODE PRAKTIKUM
A. BAHAN
Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah Tiga macam kelompok biji kacang tanah, yaitu:
a. Kelompok biji kacang tanah besar
b. Kelompok biji kacang tanah kecil
c. Kelompok biji kacang tanah campuran
B. ALAT
Alat
yang digunakan dalam praktikum adalah Alat Tulis, Timbangan
analitik, Lembar pengamatan
C. PROSEDUR KERJA
- Diambil
secara acak sebanyak 50 biji kacang tanah dari ketiga kelompok biji yang
ada.
- Setiap
biji yang terambil ditimbang dan dicatat bobotnya satu persatu.
- Pekerjaan
nomor 1 dan 2 diulang sebanyak tiga kali.
- Biji-biji
yang selesai ditimbang dikembalikan lagi pada tempatnya.
- Biji-biji
yang berukuran besar dipilih atau diseleksi sebanyak 30 biji dari setiap
kelompok biji yang ada.
- Setiap biji yang terseleksi atau terpilih ditimbang dan dicatat bobotnya satu persatu.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
Biji kacang tanah dengan keragaman besar
NO
|
Populasi Awal (Po) 50 biji
|
Populasi terpilih (pi) 30 biji
|
||
Bobot
|
Jumlah
|
Bobot
|
Jumlah
|
|
1
|
0,1
|
2
|
0,1
|
|
2
|
0,2
|
2
|
0,2
|
|
3
|
0,3
|
22
|
0,3
|
3
|
4
|
0,4
|
15
|
0,4
|
20
|
5
|
0,5
|
9
|
0,5
|
7
|
B. PEMBAHASAN
Pengertian kemajuan Seleksi dalam pemuliaan tananam berarti mengidentifikasi
individu yang diinginkan dengan tujuan menghasilkan, memperbanyak dan
memancarkan bermacam-macam tanaman untuk digunakan manusia secara langsung atau
tidak langsung dari tanaman yang sudah dikenal dan diusahakan dalam pertanian
(Wels, 1981).
Seleksi merupakan bagian penting
dari program pemuliaan tanaman untuk memperbesar peluang mendapatkan genotipe
yang unggul. Pengujian perlu dilakukan sebanyak mungkin pada galur-galur
terpilih, sehingga didapatkan galur-galur yang berdaya hasil tinggi (Pinaria et al., 1995). Seleksi dapat dilakukan
pada berbagai tingkatan, yaitu antar individu, antar famili, bahkan antar
sel.
Manfaat dan tujuan di adakanya seleksi dalam pemuliaan tanaman adalah :
a. Seleksi
dapat menghasilkan perbaikan yang berharga dalam varietas tanaman.
b. Untuk memperbesar
peluang mendapatkan genotipe yang unggul
c. Mampu
memberikan terjadinya stabilitas varietas, peningkatan produksi pada suatu
titik tertentu dan penurunan jumlah varietas yang ada di alam.
d. Untuk
menambah frekuensi gen dan tidak akan menciptakan gen-gen baru.
Sifat-sifat yang harus
diperhatikan dalam seleksi adalah kuantitas dan kualitas hasil. Hal ini sesuai dengan pendapat Soepomo
(1968), bahwa sifat-sifat umum yang harus diperhatikan dalam seleksi adalah
banyaknya hasil, kualitas hasil, dan kepastian mendapatkan hasil. Menurut Yatim (1983), dalam kita melakukan
seleksi terhadap galur terberat tak cukup hanya melihat biji suatu kelompok
batang atau keturunan, harus ditelusuri juga sifat genetisnya.
Faktor yang mempengaruhi tidak
adanya kemajuan seleksi :
·
Pemilihan kacang tanah kurang
acak.
·
Ada biji kacang tanah yang besar
tetapi bobotnya rendah karena kopong.
·
Pengambilan kacang tanah pada waktu pemilihan tidak
dikembalikan lagi ke tempatnya.
·
Pengambilan yang tidak homogen
·
Ketidak telitian pengamat dalam
mengukur dan menilai
·
Ketidak ahlian pengamat dalam
melakukan seleksi
·
Kondisi lingkungan seperti angin dan
tekanan udara yang dapat merubah
·
ketepatan nilai alat ukur
·
Kondisi alat ukur
Seleksi adalah memilih
serta mencari keuntungan tanaman atau ternak yang memiliki karakter baik, yang
berguna untuk meningkatkan hasil serta mutunya.
Karakter-karakter baik ditentukan genotipe, tetapi ekspresinya
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Oleh
karena itu, dalam mencari serta memilih sifat genetik yang baik, sekaligus
disertai dengan menentukan lingkungan yang cocok dan paling ekonomis terhadap
yang diseleksi. Seleksi dapat juga
disebut dengan usaha pemuliaan (Yatim, 1983).
Seleksi alamiah
juga dapat diterapkan pada karakter-karakter yang pewarisannya sederhana
seperti ketahanan terhadap hama dan penyakit. Kehilangan hasil dapat ditekankan
bila seleksi alamiah telah berlangsung sampai keadaan setimbang antara gen-gen
ketahanan dapat dicapai. (M. Nasir, 2001)
Seleksi merupakan salah satu langkah
dalam pemuliaan tanaman yang tertua. Seleksi pada awalnya hanya berdasarkan
perasaan dan apa yang dianggap baik untuk ditanam pada generasi berikutnya.
Seleksi berkemabang setelah ditemukan berbagai teknik seleksi. (Sunarto,1997)
Seleksi massa dilakuakan terhadap
sekumpulan biji, stek, buah, atau tanaman yang akan dipergunakan untuk bahan
perbanyakan secara kolektif untuk masa yang akan datang.
Menurut Allard (1988),
didalam evaluasi dan pemuliaan tanaman populasi secara tetap digantikan oleh
spesies yang unggul. Penggantian secara
tetap ini kekuatan yang pertama adalah seleksi, dimana individu dengan spesies
karakteristik dipakai untuk reproduksi sebelum berhubungan dengan subjek
penting ini dengan beberapa implikasinya dalam cara pemuliaan tanaman, dirasa
perlu untuk membahas dasar genetik dari seleksi.
Menurut Yatim (1983),
alasan mengapa seleksi perlu dilakukan adalah sifat genetis penduduk suatu
spesies pada umumnya sangat heterozygot.
Hal ini disebabkan tempat hidup yang berbeda-beda, daya dan arah
mutasinyapun berbeda-beda pada gen yang sama, lingkungan yang berbeda, dan
adanya perkawinan acak. Keheterozygotan
tersebut menyebabkan banyak sifat genetis baik yang tersembunyi dan ditutupi
oleh sifat yang lain. Adanya seleksi
alel akan mengekspresikan kembali sifat-sifat tersebut. Keuntungan dari adanya
seleksi diutarakan oleh Van Mons di Belgia, Knight di Inggris, dan Cooper di
Amerika dalam bukunya Allard (1988), yaitu seleksi dapat menghasilkan perbaikan
yang berharga dalam varietas tanaman.
Pada praktikum kali ini
di sediakan biji kacang tanah yang terdiri dari tiga kelompok :
a.
Kelompok
biji kacang tanah ukuran besar dengan keragaman kecil
b.
Kelompok
biji kacng tanah ukuran kecil dengan keragaman besar
c.
Kelompok
biji kacang tanah dengan keragaman besar
Di ambil secara acak
sebanyak 50 biji kacang tanah dari tiap kelompok yang ada. Seteleh itu di
timbang setiap biji yang terambil dan di catat nilai bobotnya. Pekerjaan ini di
lakukan sebanyak 3 kali ulangan. ( dengan biji biji yang selesai di timbnag di
kembalikan lagi pada tempatnya ). Pada pengambila biji yang pertama sebanyak 5
kali ulangan di peroleh bobot biji sebesar antara lain 0,1 jumlahnya0,2
jumlahnya 2, 0,3 jumlahnya 22, 0,4 jumlahnya 15 dan 0,5 jumlahnya 9. Setelah
pengambilan 50 biji yang pertama pada populasi awal, kemudian di ambil lagi 30
biji dalam populasi terpilih di peroleh hasil bobot nilai anatara lain 0,3
jumlahnya 3, 0,4 jumlahnya 20 dan 0,5 jumlahnya 7. Dari hasil bobot nilai pada
populasi awal dan populasi terpilih kemudian di hitung Po dan Pi nya. Adapun
untuk nilai Po adalah sebesar 0,354 sedangkan untuk nilai Pi nya adalah sebesar
0,41. Yang kemudian di cari nilai kemajuan seleksi dengan menggunakan rumus :
R= H.S
Dimana H adalah data
waris atau heretabilitas suatu sifat. Dan untuk hasil kemajuan seleksi di
peroleh nilai sebesar 0,01176.
Hasil praktikum kali ini, di peroleh nilai seleksi
diferensial sebesar 0,056 dengan kemajuan seleksi 0,01176.
Heritabilitas
secara tepat hanya berlaku pada populasi dan lokasi dimana nilai h2 tersebut
dihitung. Nilai heritabilitas negatif yang diperoleh dari pendugaan dengan
banyak cara analisis ragam (anova)
kemungkinan disebabkan oleh :
a) jumlah
pengamatan yang sedikit, dimana semakin sedikit jumlah pengamatan semakin besar
kemungkinan heritabilitas bernilai negatif
b) jika pendugaan nilai heritabilitas dihitung
dari komponen pejantan maka peluang terjadinya nilai heritabilitas negatif
lebih kecil jika jumlah pengamatannnya sama
c) jika jumlah anak (pengamatan) dari setiap
ekor pejantan atau induk tidak sama, dapat membuka peluang heritabilitas
negatif yang lebih besar. (Brewbaker,1983)
Menurut Mursito (2003),
nilai heritabilitas dikatakan rendah apabila bernilai kurang dari 0,10; sedang
jika nilainya antara 0,10 – 0,30 dan tinggi jika lebih dari 0,30. Nilai
heritabilitas memiliki sifat sebagai berikut:
1.
Bukan-suatu-konstanta
2.
Untuk setiap sifat (pada umumnya sifat kuantitatif) nilai
heritabilitas suatu sifat dapat berbeda karena perbedaan lokasi pengamatan,
perbedaan kelompok ternak, waktu pengamatan dan cara menghitung heritabilitas.
Nilai h2 untuk sifat-sifat ketegaran (fittnes) seperti sifat reproduksi dan
daya hidup biasanya kecil
V.
SIMPULAN
Berdasarkan
praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Seleksi merupakan
bagian penting dari program pemuliaan tanaman untuk memperbesar peluang
mendapatkan genotipe yang unggul. Pengujian perlu dilakukan sebanyak mungkin
pada galur-galur terpilih, sehingga didapatkan galur-galur yang berdaya hasil
tinggi
2. Manfaat
dan tujuan dengan di adakanya seleksi adalah : Seleksi dapat menghasilkan
perbaikan yang berharga dalam varietas tanaman. Untuk memperbesar peluang
mendapatkan genotipe yang unggul, Mampu memberikan terjadinya stabilitas
varietas, peningkatan produksi pada suatu titik tertentu dan penurunan jumlah
varietas yang ada di alam. Untuk menambah frekuensi gen dan tidak akan
menciptakan gen-gen baru.
3. Pada
praktikum kali ini di peroleh nilai kemajuan seleksi sebesar 0,01176 dengan
nilai seleksi differensial sebesar 0,056
DAFTAR
PUSTAKA
Allard, R. W. 1988. Pemuliaan Tanaman I. Bina Aksara, Jakarta.
Nanda, Jata S.
2000. Rice Breeding and Genetics. Science Publisher, Inc: Plymouth 382 halaman.
Nasir. 2001. Pengantar
Pemuliaan Tanaman. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
Mursito, Djoko. 2003. Heritabilitas dan Sidik Lintas Karakter
Fenotipik Beberapa Galur Kedelai (Glycine Max. (L.) Merrill). Agrosains 6(2):58-63
Pinaria, A., A.
Baihaki, R. Setiamihardja dan A.A. Daradjat (1995) Variabilitas Genetik dan Heritabilitas Karakter-Karakter Biomasa 53
genotipe Kedelai. Zuriat 6 (2), 88-92
Soepomo. 1968. Ilmu Seleksi dan Teknik Kebun Percobaan.
PT. Soeraengan : Jakarta.
Sunarto. 1997. Pemuliaan Tanaman.
IKIP Semarang Press, Semarang. 52 halaman
Sutoro, dkk. 2006. Parameter Genetik Jagung
Populasi Bisma pada Pemupukan Berbeda. I. Ragam Aditif-Dominan Bobot Biji Jagung. Jurnal
AgroBiogen
2(2):60-67
2(2):60-67
Wels, James R. 1981. Dasar-dasar
Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Erlangga. Jakarta.
Widodo, Imam. 2003. Penggunaan Marka
Molekuler Pada Seleksi Tanaman.(On-line).http://tumoutou.net/702_07134/imam_widodo_
files/filelist.xml.
Diakses pada 18
Oktober 2012
Yatim, W. 1983. Genetika. Tarsito, Bandung.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA KAWAN
Judul: Laporan Praktikum Kemajuan Seleksi
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga tulisan ini bermanfaat kawan. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://azizyoungfarmer.blogspot.com/2013/05/laporan-kemajuan-seleksi.html. Terima kasih sudah singgah dan membaca tulisan ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar