Laporan praktikum tanaman menyerbuk silang
Sabtu, 11 Mei 2013
0
komentar
Pada postingan kali ini saya akan memberikan contoh laporan praktikum menyerbuk silang dasar pemuliaan tanaman. Namun perlu di catat bahwa postingan kali ini tidak bermaksud untuk memberikan fasilitas atau kemudahan bagi kawan kawan semua, namun hanya sekedar berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam bidang pertanian khususnya program studi agroteknologi. Dalam postingan ini, di harapkan kawan kawan semua tidak serta merta mengcopy paste laporan praktikum menyerbuk silang ini, namun dapat memilah milah informasi mana yang di perlukan dan mana yang tidak, serta menjadikan contoh laporan praktikum menyerbuk silang ini bukan sebagai bentuk plagiarisme kawan kawan namun sebagai referensi dan litelatur bagi kawan kawan semua. Copy paste hukumnya haram.
Silahkan di simak.
Silahkan di simak.
I. PENDAHULUAN
. A. Latar Belakang
Pada dasarnya tanaman penyerbuk silang adalah
heterozigot dan heterogenus. Satu individu dan individu lainnya genetis
berbeda. Karena keragaman genetis yang umumnya cukup besar dibanding dengan
tanaman penyerbuk sendiri dalam menentukan kriteria seleksi diutamakan pada
sifat ekonomis yang terpenting dulu, tanpa dicampur aduk dengan sifat – sifat
lain yang kurang urgensinya. Pengertian yang bertalian dengan keseimbangan
Hardy-Weinberg pengertian mengenai silang dalam, macam – macam gen dan
sebagainya sangat membantu memahami sifat – sifat tanaman penyerbuk silang dan
metode – metode seleksinya.
Bunga merupakan alat reproduksi yang kelak
menghasilkan buah dan biji. Di dalam biji ini terdapat calon tumbuhannya
(lembaga). Terjadi buah dan biji serta calon tumbuhan baru tersebut karena
adanya penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan merupakan jatuhnya serbuk sari
pada kepala putik (untuk golongan tumbuhan berbiji tertutup) atau jatuhnya
serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk tumbuhan berbiji telanjang).
Varietas unggul didapat melalui beberapa metode pemuliaan tanaman.
Metode pemuliaan ini sangat ditentukan oleh sistem penyerbukan ataupun cara
perkembang biakan tanman. Metode untuk tanman menyerbuk sendiri berbeda dengan
metode untuk tanaman menyerbuk silang. Metode yang dikembangkan secara seksual
berbeda dengan yang dikembangkan secara aseksual. Beberapa metode pemuliaan
tanaman yang diketahui yaitu introduksi, seleksi dan hibridisasi dilanjutkan
seleksi.
Metode pemuliaan tanaman ini punya manfaat yang sangat penting bagi
perakitan varietas. Hibridisasi merupakan salah satu metode pemuliaan tanaman
dimana bertujuan memperoleh kombinasi genetik yang diinginkan melalui
persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipenya. Diharapkan setelah
adanya hibridisasi dapat menghasilkan kombinasi baru genetika dari tanaman
tetua yang diharapkan sifat unggulnya.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menghasilkan biji F1 dengan kombinasi
sifat tetua dari persilangan jagung, sebagai salah satu tahap dalam upaya
perakitan varietas baru untuk tanaman menyerbuk silang
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Perkawinan antar spesies merupakan salah satu
cara yang digunakan dalam meningkatkan keragaman genetik bahan pemuliaan.
Keragaman tersebut nantinya akan diseleksi untuk mendapatkan varietas yang
memiliki sifat unggul. Varietas bersifat unggul tersebut yang nantinya dapat
dilepas sebagai varietas unggul. Perkawinan silang antar spesies dan dalam
spesies memiliki beberapa perbedaan dalam tingkat keragaman genetik nantinya.
Jenis perkawinan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sehingga dalam
proses perkawinan dalam tanaman atau sering disebut dengan penyerbukan.
Hibridisasi atau persilangan bertujuan untuk memperoleh
kombinasi genetik yang diinginkan melalui persilangan dua atau lebih tetua yang
berbeda genotipenya. Terdapat dua macam hibridisasi, yaitu hibridisasi
intraspesifik dan interspesifik. Hibridisasi
(persilangan) adalah penyerbukan silang antara tetua yang berbeda susunan
genetiknya. Pada tanaman menyerbuk sendiri hibridisasi merupakan langkah awal
pada program pemuliaan setelah dilakukan pemilihan tetua. Umumnya program
pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri dimulai dengan menyilangkan dua tetua
homozigot yang berbeda genotipenya. Pada tanaman menyerbuk silang, hibridisasi
biasanya digunakan untuk menguji potensi tetua atau pengujian ketegaran hibrida
dalam rangka pembentukan varietas hibrida. Selain itu, hibridisasi juga
dimaksudkan untuk memperluas keragaman (Alfikri, 2011).
Penyerbukan silang adalah berpindahnya serbuk
sari dari suatu bunga tanaman lain kekepala putik tanaman yang berbeda.
Penyerbukan ini terjadi karena terhalangnya serbuk sari dari bunga yang sama
untuk melangsungkan penyerbukan sendiri. Umumnya penyerbukan terjadi karena bantuan
angin dan serangga ( Nasir, 2001).
Metode pemuliaan tanaman menyerbuk silang sedikit berbeda dengan tanaman
menyerbuk sendiri karena pada tanaman menyerbuk silang, dalam populasi alami
terdapat individu-individu yang secara genetik heterozigot untuk kebanyakan
lokus. Secara genotipe juga berbeda dari satu individu ke individu lainnya,
sehingga keragaman genetik dalam populasi sangat besar. Fenomena lain yang
dimanfaatkan dalam tanaman menyerbuk silang adalah ketegaran hibrida atau
heterosis. Heterosis didefinisikan sebagai meningkatnya ketegaran (vigor) dan
besaran F1 melebihi kedua tetuanya. Sebaliknya bila diserbuk sendiri akan
terjadi tekanan inbreeding. Beberapa metode yang populer pada tanaman menyerbuk
silang misalnya pembentukan varietas hibrida, seleksi massa, seleksi daur
ulang, dan dilanjutkan dengan pembentukan varietas bersari bebas atau varietas
sintetik. Untuk tanaman yang membiak secara vegetaif dapat dilakukan seleksi
klon, hibridisasi yang dilanjutkan dengan seleksi klon. Cara ini dapat
digunakan juga untuk pemuliaan tanaman tahunan yang biasa dibiakan secara
vegetatif.
Metode
Seleksi Pada Tanaman Menyerbuk Silang
Dasar–dasar yang dapat membedakan diantara metode :
a. Cara pemotongan populasi dasar
b. Ada tidaknya kontrol terhadap
persilangan
c. Model perangen pada populasi
bersangkutan
d. Tipe uji keturunan
e. Macam dari varietas komersiil yang
akan dibentuk.
Metode penting yang sesuai dengan penyerbukan
silang antara lain:
1. Seleksi
missal. Seleksi ini merupakan cara yang penting dalam
pengembanan macam-macamvarietas yang disilangkan.Dalam seleksi ini jumlah yang
dipilih banyak untuk memperbanyak generasi berikutnya .
2. Pemuliaan
persilangan kembali. Metode ini digunakan dengan species persilangan luar yang
nilainya sama baiknya dengan species yang berpolinasi sendiri.
3. Hibridisasi dari galur yang dikawinkan.
Varietas hibrida tergantung dari keunggulan keragamanyang mencirikan hibrid F1
diantara genotipe tertentu.Tipe genotipe yantg disilangkan melahirkan
galur-galur, klon, strain, dan varietas.
4. Seleksi
berulang. Seleksi yang diulang, genotip[e yang diinginkan dipilih dari genotipe
ini atau turunan sejenisnya disilangkan dengan luar semua kombinasi yang
menghasilkan populasi untuk disilangkan.
5. Pengembangan
varietas buatan. (R. W. Allard, 1992).
Dalam melakukan persilangan harus diperhatikan:
1. Penyesuaian waktu berbunga. Waktu
tanam tetua jantan dan betina harus diperhatikan supaya saat anthesis dan
reseptif waktunya bersamaan
2. waktu emaskulasi dan penyerbukan. Pada
tetua betina waktu emaskulasi harus diperhatikan, padi harus pagi hari, bila
melalui waktu tersebut polen telah jatuh ke stigma. Juga waktu penyerbukan
harus tepat ketika stigma reseptif. Jika antara waktu antesis bunga jantan dan
waktu reseptif bunga betina tidak bersamaan, maka perlu dilakukan
singkronisasi. Caranya dengan membedakan waktu penanaman antara kedua tetua,
sehingga nantinya kedua tetua akan siap dalam waktu yang bersamaan. Untuk
tujuan sinkronisasi ini diperlukan informasi tentang umur tanaman berbunga.
(Syukur, 2009)
Hibridisasi bertujuan menggabungkan sifat –
sifat baik dari kedua tetua atau induknya sedemikian rupa sehingga sifat –
sifat baik tersebut dimiliki oleh keturunannya. Sebagai hasil dari hibridisasi
adalah timbulnya keragaman genetik yang tinggi pada keturunannya. Dari
keragaman yang tinggi inilah pemulia tanaman akan memilih tanaman yang
mempunyai sifat-sifat sesuai yang diinginkan (Sunarto, 1997).
III.
METODE PRAKTIKUM
A. BAHAN
1.
Tongkol daun tetua betina
2.
Malai tetua jantan
B. ALAT
1.
Kantong kertas Besar
2.
Kantong kertas sedang
3.
Trigonal klipp/stspler-isi stapler
4.
Label
5.
Pensil atau pulpen
C. PROSEDUR KERJA
1.
Penanaman
benih materi induk jantan dan benih materi induk betina seperti menanam jagung
pada umunya dengan jarak tanam 80 x 40 cm, 2 biji/lubang dan komposisi
tertentu.
2.
Pemeliharaan
awal tidak berbeda, hanya setelah tumbuh paada umur 10 – 15 hari setelah tugal
diseleksi setiap lubang hanya ditinggalkan 1 tanaman.
3.
Tanaman
harus dipupuk hingga umur tanaman 30 – 35 hari setelah tugal dengan 2 – 3 kali
aplikasi.
4.
Pada
umur tanaman sekitar 53 hari lakukan pemotongan bunga jantan pada induk betina.
Pelaksanaan dilakukan pada pagi hari sebelum jam 09.00 selama 8 – 10 hari.
5.
Sungkup
bunga betina dengan kantong kertas
6.
Menjelang
bunga jantan mekar, sungkup dengan kantong kertas untuk mencegah hilangnya
serbuk sari.
7.
Penyerbukkan
dilakukan dengan menggoyang – goyangkan malai pada kantong penutupnya, sehingga
serbuk sari terkumpul.
8.
Kantong
yang berisi serbuk sari dilepaskan dari malai dengan hati – hati, dekatkan pada
ujung rambut tongkol bunga betina.
9.
Jika
terlalu panjang, rambut tongkol dipotong kira – kira 2 cm sehingga menjadi
rata.
10. Serbuk sari ditaburkan pada ujung
rambut tongkol dengan cepat untuk menghindari kontaminasi.
11. Setelah penyerbukan selesai, tongkol
ditutup kembali dengan kantong malai, dan dikuatkan pada batang dengan staples.
12. Pada kantong ditulis tanggal dan jenis
persilangan.
13. Pelihara dan amati perkembangan bakal
biji pada tongkol setelah 2 minggu dilakukannya persilangan.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
Tetua jantan :
Jagung manis
Teua betina :
Jagung manis
Tanggal penyerbukan : 16 Oktober
2012
Jumlah Biji : 452
biji
B. PEMBAHASAN
Hibridisasi adalah proses kawin antar
individu dari spesies yang berbeda (persilangan interspesifik) atau individu
genetik berbeda dari spesies yang sama (hibridisasi intraspesifik). (Ellstrand, 2011)
Hibridisasi bertujuan menggabungkan sifat –
sifat baik dari kedua tetua atau induknya sedemikian rupa sehingga sifat –
sifat baik tersebut dimiliki oleh keturunannya. Sebagai hasil dari hibridisasi
adalah timbulnya keragaman genetik yang tinggi pada keturunannya. Dari
keragaman yang tinggi inilah pemulia tanaman akan memilih tanaman yang
mempunyai sifat-sifat sesuai yang diinginkan (Sunarto, 1997).
Penyerbukan silang adalah berpindahnya serbuk
sari dari suatu bunga tanaman lain kekepala putik tanaman yang berbeda.
Penyerbukan ini terjadi karena terhalangnya serbuk sari dari bunga yang sama
untuk melangsungkan penyerbukan sendiri. Umumnya penyerbukan terjadi karena
bantuan angin dan serangga ( Nasir, 2001).
Metode penting yang sesuai dengan penyerbukan
silang antara lain:
1. Seleksi
missal. Seleksi ini merupakan cara yang penting dalam
pengembangan macam-macam varietas yang disilangkan.Dalam seleksi ini jumlah
yang dipilih banyak untuk memperbanyak generasi berikutnya .
2. Pemuliaan
persilangan kembali. Metode ini digunakan dengan species persilangan luar yang
nilainya sama baiknya dengan species yang berpolinasi sendiri.
3. Hibridisasi
dari galur yang dikawinkan. Varietas hibrida tergantung dari keunggulan
keragaman yang mencirikan hibrid F1 diantara genotipe tertentu.Tipe genotipe
yantg disilangkan melahirkan galur-galur, klon, strain, dan varietas.
4. Seleksi
berulang. Seleksi yang diulang, genotipe yang diinginkan dipilih dari genotipe
ini atau turunan sejenisnya disilangkan dengan luar semua kombinasi yang
menghasilkan populasi untuk disilangkan.
5. Pengembangan
varietas buatan. (R. W. Allard, 1992).
Tahap tahapan dalam melakukan hibridisasi atau persilangan tanaman menyerbuk silang secara buatan adalah :
1. Persiapan Pengamatan bunga :
pembungaan, benang sari, putik.
Mengumpulkan informasi mengenai : asal usul dan sifat tanaman, waktu
penyerbukan yang baik Pemilihan induk jantan dan betinaPemilihan bunga-bunga
yang akan disilangkan.
2. Isolasi kuncup terpilih
Merupakan
suatu proses isolasi kucup bunga yang akan di gunakan dalam proses persilangan
harus memenuhi syarat dan kriteria dalam persilanag. Sebagai contoh pada
persilangan jagung kali ini tonggkol dari bunga betina harus mempunyai rambut
yang pendek supaya proses persilanganya
berhasil.
3. Kastrasi/emaskulasi
Membuang semua benang sari dari sebuah
kuncup bunga yang akan dijadikan induk betina dalam penyerbukan silang
Dimaksudkan untuk menghindarkan penyerbukan sendiriDilakukan sebelum bunga
mekar (putik dan benang sari belum masak)
4.Pengumpulan
dan penyimpanan serbuk sari.
Hal-hal yang harus diperhatikan
:Serbuk sari tidak dapat disimpan terlalu lama pada kelembaban relatif tinggi,
Makin tua umur serbuk sari, makin rendah kemampuan kecambahnya untuk membentuk
tabung serbuk sari, Serbuk sari membutuhkan penyimpanan dengan kelembaban
rendah (10-50%) dan suhu rendah (2-8ºC). Biasanya serbuk sari disimpan dalam
desiccator yang diisi CaCl2 atau H2SO4 dengan konsentrasi tertentu.
5.Melakukan
penyerbukan silang.
Pada bunga hermafrodit, kastrasi harus
dilakukan.Pada tanaman yang hanya menghasilkan bunga betina (femineus), putik
dapat langsung diserbuki (tanpa kastrasi terlebih dahulu) saat bunga
mekar.Waktu terbaik untuk melakukan penyerbukan adalah pada saat tanaman
berbunga lebat.Suhu yang baik untuk melakukan penyerbukan adalah 20-25
ºC.Hindarkan kompetisi nutrisi antar putik yang diserbuki (Dalam satu cabang,
sebaiknya jumlah putik yang diserbuki tidak terlalu banyak).Kepala putik harus
sudah mencapai masa reseptif, dan serbuk sari sudah benar-benar masak.Materi
Penyerbukan dan Pembuahan pada Bunga ini merupakan materi yang patut
diperhatikan dan dipelajari dikarenakan tanpa penyerbukan dan pembuahan tidak
akan ada regenerasi dari suatu makhluk hidup (Zulfikar, 2009).
Sedangkan dalam pelaksanaan
praktikum acara hibridisasi tanaman menyerbuk silang kali ini di perlukan teknik
teknik dalam melakukan persilangan tersebut. Teknik teknik dalam Penyerbukan Silang Buatan tersebut yang di lakukan pada saat
praktikum adalah sebagai berikut :
a.
Pemilihan tetua antan dan betina
Pada praktikum kali ini
untuk melakukan silangan, kita membutuhkan induk betina dan induk jantan. Kedua
induk sebaiknya memiliki keunggulan yang nantinya diharapkan bisa terpadu pada
keturunannya Sebagai induk betina dipilih tanaman yang memiliki bungan dengan
putik sudah matang kelamin, yakni mengeluarkan cairan seperti embun, dan belum
menghailkan serbuk sari. Bunga yang sudah menghasilkan serbuk sari
dikhawatirkan sudah mengalami penyerbukan sendiri. Sementara itu sebagai induk
jantan dipilih tanaman yang bunganya sudah menghasilkan serbuk sari, sebagai
tanda kelamin janyan sudah matang.
b. Kastrasi
Kastrasi adalah
pengambilan kotak sari (bunga jantan) dengan sengajaagar tidak terjadi
persilangan sendiri. Kastrasi dilakukan pada saat bunga jantan mulai muncul
tetapi belum pecah. Kotak sari yang belum pecah biasanya telah menyembul di dua
sisi bunga betina dan berwarna putih, sedangkan kotak sari yang sudah pecah
berwarna krem coklat kehitaman.Munculnya bunga jantan padatan dan bunga
berkisar antara 6-12 hari. Kastrasi dilakukan setiap hari sesuai dengan
kemunculan bunga jantan tersebut. Ada beberapa cara untuk melakukankastrasi,
yaitu: (1) menggunakan pompa pengisap, (2) dengan perlakuan alkohol,dan (3)
secara manual dengan pinset. Kastrasi sebaiknya dilakukan pada pagi hari
setelah persilangan pada saat bunga jantan mulai muncul tetapi belum
pecah, biasanya 1-2 kali setelah persilangan.Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi kerusakan mekanis tandan bunga.
(Soemedi, 1982).
c.
Emaskulasi
Merupakan
Langkah kedua setelah
pemilihan tetua. Emaskulasi adalah pembuangan alat kelamin jantan pada tetua
yang ditujukan sebagai tetua betina. Emaskulasi dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu; secara mekanis, fisika, dan kimia. Emaskulasi dengan cara mekanis,
yaitu dengan mengambil serbuk sari menggunakan alat penjepit, pinset ataupun
jarum. Pengambilan kotak sari dilakukan sebelum kotak sari terbuka dan
serbuksari luruh. Gunting digunakan untuk memotong ujung palea dan lemma agar
mudah diambil kepala sarinya. Penyungkupan dan pelabelan dilakukan setelah
emaskulasi selesai dilakukan dengan tujuan agar terhindar dari penyerbukan yang
tidak diinginkan dan untuk menghindari kesalahan ( Nasir, 2001 ).
d.
Hibridisasi
Pada praktikum kali ini hibridisasi dilakukan
dengan menaburkan benang sari di atas kepala putik bunga yang sudah dikastrasi
tersebut serata mungkin.
Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan penyerbukan silang buatan adalah sebagai
berikut:
1. Internal
a.
Pemilihan Tetua
Ada lima
kelompok sumber plasma nutfah yang dapat dijadikan tetua persilangan yaitu: (a)
varietas komersial, (b) galur-galur elit pemuliaan, (c) galur-galur pemuliaan
dengan satu atau beberapa sifat superior, (d) spesies introduksi tanaman dan
(e) spesies liar. Peluang menghasilkan varietas unggul yang dituju akan menjadi
besar bila tetua yang digunakan merupakan varietas-varietas komersial yang
unggul yang sedang beredar, galur-galur murni tetua hibrida, dan tetua-tetua
varietas sintetik.
b.
Waktu Tanaman Berbunga
Dalam
melakukan persilangan harus diperhatikan: (1) penyesuaian waktu berbunga. Waktu
tanam tetua jantan dan betina harus diperhatikan supaya saat anthesis dan
reseptif waktunya bersamaan, (2) waktu emaskulasi dan penyerbukan. Pada tetua
betina waktu emaskulasi harus diperhatikan, seperti pada bunga kacang tanah,
padi harus pagi hari, bila melalui waktu tersebut polen telah jatuh ke stigma.
Juga waktu penyerbukan harus tepat ketika stigma reseptif. Jika antara waktu
antesis bunga jantan dan waktu reseptif bunga betina tidak bersamaan, maka
perlu dilakukan singkronisasi. Caranya dengan membedakan waktu penanaman antara
kedua tetua, sehingga nantinya kedua tetua akan siap dalam waktu yang bersamaan.
Untuk tujuan sinkronisasi ini diperlukan informasi tentang umur tanaman
berbunga.
(Syukur, 2009)
2. Eksternal
a.
Pengetahuan tentang Organ Reproduksi dan Tipe Penyerbukan
Untuk dapat
melakukan penyerbukan silang secara buatan, hal yang paling mendasar dan yang
paling penting diketahui adalah organ reproduksi dan tipe penyerbukan. Dengan
mengetahui organ reproduksi, kita dapat menduga tipe penyerbukannya, apakah
tanaman tersebut menyerbuk silang atau menyerbuk sendiri. Tanaman menyerbuk
silang dicirikan oleh struktur bunga sebagai berikut :
-
secara
morfologi, bunganya mempunyai struktur tertentu.
-
waktu
antesis dan reseptif berbeda.
-
inkompatibilitas
atau ketidaksesuaian alat kelamin.
-
adanya
bunga monoecious dan dioecious.
b.
Cuaca Saat Penyerbukan
Cuaca sangat
besar peranannya dalam menentukan keberhasilan persilangan buatan. Kondisi
panas dengan suhu tinggi dan kelembaban udara terlalu rendah menyebabkan bunga
rontok. Demikian pula jika ada angin kencang dan hujan yang terlalu lebat.
c.
Pelaksana
Pemulia yang
melaksanakan hibridisasi harus dengan serius dan bersungguh-sungguh dalam
melakukan hibridisasi, karena jika pemulia ceroboh maka hibridisasi akan
gagal.
(Syukur,
2009)
Di samping itu ada faktor faktor lain yang
juga perlu di perhatikan yaitu:
a. Gangguan mekanis terhadap penyerbukan
sendiri.
b. Perbedaan periode matang sebuk sari dan
kepala putik.
c. Sterilitas dan inkompatibilitas
d. Adanya
bunga monocious dan diocious
Faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan
kegagalan dalam hibridisasi atau persilangan tanaman menyerbuk silang adalah :
a.
Cuaca saat penyerbukan
Kondisi panas
dengan suhu tinggi dan kelembaban udara terlalu rendah menyebabkan bunga
rontok. Sehingga dala hal ini akan mengakibatkan persilangan yang kita lakukan
menjadi gagal.
b.
Pemulia
Keseriusan dan kesungguhan seorang pemulia dalam
melaksanakan persilangan ini sangat menentukan keberhasilan persilangan. Karna
dalam melakukan persilangan ini harus berhati hati dan tidak teledor. Di
samping itu adalah pengetahuan pemuliaa tentang tanaman yang akan di silangkan
c.
Hujan
Curah hujan yang tinggi pada saat sedang melakukan proses
persilangan akan mengganggu dan menggaggalkan persilangan yang telah di
lakukan. Karna hujan tadi akan mengguggurkan bunga yang telah di serbuki
sekalipun ada kantong.
d.
Angin
Angin mempunyai pengaruh penting dalam persilangan. Angin
dapat menerbangkan serbuk sari kemana kemana. Sehingga dalam hal ini jika
tanaman yang kita silangkan tidak di lindungi dan di tutup dengan baik makan
memungkinkan akan terjadinya suatu penyerbukan yang tidak di kehendaki.
e.
Pemilihan tetua jantan dan betina
Pemilihan tetua jantan dan betina sangatlah penting dalam
proses persilangan ini. Apabila dalam pemilihan tetua jantan dan tetua betina
tidak tepat maka persilanganpun tidak berjalan dengan maksimal dan memungkin
kan persilangan tersebut menjadi gagal. Sebagai contoh pada tanaman jagung yang
steril.
Pada praktikum acara hibridisasi tanaman menyerbuk
silang kali ini, Praktikum di lakukan di sawah belakang gor satria dengan menggunakan
tanaman jagung varietas jagung manis untuk tetua jantan maupun tetua betinanya.
Kondisi lapang pada saat melakukan penyerbukan silang adalah cukup mendukung
karena cuaca pada saat hendak melakukan penyerbukan silang baik sekali dan suhu
pada saat itu tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah kira kira 20-25 dan
hal ini merupakan suhu yang optimum dan bagus untuk melakukan penyerbukan
silang. Karena pada pelaksanaan hibridisasi tanamana menyerbuk silang jika
suhunya tinggi maka akan mengakibatkan proses penyerbukanya menjadi gagal
karena bunganya akan rontok. Kondisi lain pada saat pelaksanaan praktikum yang
bisa di amati adalah tersedia sedikitnya tongkol tongkol ( bunga betina ) yang
berambut pendek yang akan di lakukan proses penyerbukan.
Sedangkan kendala kendala yang di temui pada
saat melakukan hibridisasi tanaman menyebuk silang adalah sedikitnya tongkol
tongkol (bunga betina) yang mempunyai rambut pendek yang akan di lakukan proses
penyerbukan. Karena syarat yang tepat dan sesuai untuk penyerbukan tanaman
silang pada jagung adalah tongkol tersebut mempunyai rambut yang masih pendek.
Kendala yang lain adalah Akses jalan menuju lokasi tempat di lakukanya
persilangan. Lokasi tersebut medanya cukup menyulitkan praktikan karena melewati
jembatan kecil dimana di bawahnya adalah sungai kecil atau aliran air. Di
samping itu kendala yang lain adalah tempat di lakukannya acara hibridisasi
tanaman menyerbuk silang ini yang cukup jauh jika melihat praktikum praktikum
acara acara sebelumnya di lakukan di sekitar daerah teritorial kampus saja.
Berdasarkan
data pengamatan pada praktikum acara hibridisasi tanaman menyerbuk silang kali
ini di peroleh jumlah biji total 452 biji dimana biji F1 ini merupakan hasil
persilangan antara tetua jantan dan tetua betina dengan varietas yang sama
yaitu jagung manis. Dan dari hasil pengamatan, hibridisasi yang
dilakukan persilangan ini termasuk sudah berhasil, sebab bunga betina yang diamati
menunjukkan tanda-tanda keberhasilan hibridisasi yaitu bulu-bulu benang tongkol
berubah warna menjadi kecoklatan dan tongkol membesar. Keberhasilan suatu
persilangan buatan dapat dilihat kira-kira satu sampai dua minggu setelah dilakukan penyerbukan.
Jika calon buah mulai membesar dan tidak rontok maka kemungkinan telah terjadi
pembuahan. Sebaliknya, jika calon buah tidak membesar atau rontok maka
kemungkinan telah terjadi kegagalan pembuahan.
(Syukur,
2009)
Tanaman yang menyerbuk silang terjadi dengan
jatuhnya tepung sari pada rambut lebih kurang 95% dari bakal biji terjadi
karena penyerbukan. Sedangkan hanya 5% terjadi karena penyerbukan sendiri,
karena jagung merupakan tanaman berumah satu. Kegunaan Inbreeding, yaitu :
1.
Mengurangi
frekuensi alel-alel resesif yang merugikan
2.
Meningkatkan
variabilitas genetik di antara individu dalam suatu populasi
3.
Mengembangkan
genotip potensial
Teknik hibridisasi atau
penyerbukan silang buatan adalah teknik yang dimaksudkan untuk menggabungkan
sifat-sifat baik yang dimiliki oleh induk jantan dan induk betina,
dengan harapan akan diperoleh keturunan yang memilikigabungan dari sifat-sifat
baik tersebut. Sebelum melakukan hibridisasi dilakukanlangkah kastrasi yaitu pengebirian organ kelamin jantan yang mendekati
matang.
V.
SIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Penyerbukan
silang adalah berpindahnya serbuk sari dari suatu bunga tanaman lain kekepala
putik tanaman yang berbeda. Penyerbukan ini terjadi karena terhalangnya serbuk
sari dari bunga yang sama untuk melangsungkan penyerbukan sendiri. Umumnya
penyerbukan terjadi karena bantuan angin dan serangga
2. Tahap
tahapan dalam hibridisasi tanamanya menyerbuk silang adalah persiapan
pengamatan bunga, isolasi kuncup terpilih,kastrasi dan emaskulasi, pengumpulan
dan penyimpanan serbuk sari dan melakukan persilangan (Hibridisasi)
3.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyerbukan silang yaitu
a. Gangguan mekanis terhadap penyerbukan
sendiri.
b. Perbedaan periode matang sebuk sari dan
kepala putik.
c. Sterilitas dan inkompatibilitas
d. Adanya bunga monocious dan diocious
4.
Pada tanaman jagung verietas jagung manis yang di silangkan di peroleh
hasil biji sebesar 452 biji dengan di tandai adanya bulu bulu benang yang
berubah warna menjadi kecoklatan dan di ikuti tongkol yang semakin besar.
Sehingga dapat di katakan bahwa persilangan yang di lakukan kalio ini adalah
berhasil
DAFTAR PUSTAKA
Alfikri,
A.L. 2011. Metode Hibridisasi Buatan. <http://blog.ub.ac.id/labib/sample-page/>.
Diakses tanggal 5 November 2012.
Allard, R.W., 1960. Principle
of Plant Breeding. John
Willey&Sons. Inc.
Ellstrand, Norman C.2007. Spontaneous Hybridization between Maize and
Teosinte. Department of Botany and Plant Sciences, Center for Conservation
Biology, and Biotechnology Impacts Center, University of California, Riverside,
CA 92521-0124 (Ellstrand,
Nasir,
M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarata.
Soemedi. 1982.
Pedoman Bercocok Tanam Padi.
Universitas Jenderal Sodirman, Purwokerto.
Sunarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. IKIP Semarang Press,
Semarang.
Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti.
2009. Teknik pemuliaan tanaman.
Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi dan Hotikultura IPB.
Bogor. 284 hal
Nasir, M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarata.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA KAWAN
Judul: Laporan praktikum tanaman menyerbuk silang
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga tulisan ini bermanfaat kawan. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://azizyoungfarmer.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-menyerbuk-silang_11.html. Terima kasih sudah singgah dan membaca tulisan ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar